Jebakan Politik Ngabalin Minta Prabowo Hati-Hati

1055 views
Mantratoto

Ngabalin Minta Prabowo Hati-Hati Tuduh Markup Dalam Proyek LRT

 

Alam dan Entertainment News, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Foto, Indoharian, kesehatan, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Ulasan Teknologi, Video, news, kesehatan, teknologi, kriminal, wisata, olahraga, otomotif, aktor, aktris, kulinerAlam dan Entertainment News, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Foto, Indoharian, kesehatan, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Ulasan Teknologi, Video, news, kesehatan, teknologi, kriminal, wisata, olahraga, otomotif, aktor, aktris, kuliner

IndoHarian – Jebakan Politik, Ngabalin Minta Prabowo Hati-Hati

 

IndoHarianNgabalin Minta Prabowo Hati-Hati terkait Soal Tuduh Markup Dalam Proyek LRT

Pihak Istana Kepresidenan meminta Ketum Gerindra Prabowo Subianto agar berhati-hati dalam menyebutkan adanya mark up dalam pengerjaan proyek LRT. Istana menjelaskan bisa jadi ada pihak yang ingin menjebak Prabowo Subianto.

“Jadi apakah ada pakar ada yang mem-feeding informasi, hitungan ke Pak Prabowo, hati-hati jangan sampai membuat menjorokin Pak Prabowo dan menjadi sesat dan bisa menyesatkan kalau pidatonya tidak pakai data-data yang kuat, itu fitnah namanya. Hati-hati,” Jelas Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada IndoHarian, hari Jumat (22/6/2018) malam.

Istana menegaskan ada penghematan anggaran sebesar Rp 13 triliun dalam proyek LRT. Proyek ini juga disebut tidak sepenuhnya memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Maka itu Ngabalin Minta Prabowo Hati-Hati dallam penuduhan markup di dalam proyek LRT.

“Saya ulangi, LRT ini proyek pertama pemerintah yang tidak sepenuhnya menggunakan APBN karena APBN itu sekitar 20-an (yang dipakai),” Ujar Ngabalin.

Prabowo Subianto menyebutkan bahwa data-data terkait indeks harga proyek LRT sedunia didapatnya dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Apa kata Ngabalin?

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Prabowo Bokek?? 1 Triliun Dari Mana?
Vonis Aman Abdurrahman, Ini Kata Amnesty Internasional
Fredrich Yunadi Divonis Karena Kasus Ini

 

“Kalau dia punya data, kalau beliau-beliau punya data atau Anies punya data, jangan sembarang. Tolong siapkan datanya,” Kata Ngabalin.

Seperti yang telah diketahui, Prabowo Subianto menuding biaya pembangunan LRT di Indonesia di-mark up. Dia pun mengaku telah mengantongi data-data soal biaya pembangunan untuk LRT di dunia yang hanya berkisar US$ 8 juta/km. Sedangkan di Palembang, yang memiliki panjang lintasan sepanjang 24,5 km, biayanya tersebut hampir mencapai Rp 12,5 triliun atau dengan kata lain US$ 40 juta/km.

“Saya tanya harganya berapa proyeknya, Rp 12,5 triliun. Luar biasa. Rp 12,5 triliun untuk sepanjang 24 km. Saudara Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta yang sekarang yang memberitahukan saya, dia menyampaikan kepada saya: Pak Prabowo, indeks termahal LRT di dunia 1 km adalah 8 juta dolar,” Ungkap Prabowo Subianto ketika sambutan acara silaturahmi kader pada Hotel Grand Rajawali, Palembang, hari Kamis (21/6).

“Kalau ini, Rp 12 triliun untuk 24 km, berarti 1 km 40 juta dolar. Bayangkan. Di dunia harga 1 km adalah 8 juta dolar, sedangkan di Indonesia, harga 1 km adalah 40 juta dolar. Jadi saya bertanya kepada Saudara-saudara, mark up, penggelembungannya berapa? 500 persen,” Tambah dia.

Terkait dalam kasus penuduhan markup ini, Ngabalin Minta Prabowo Hati-Hati. bisa jadi juga ada yng ingin menjebak Prabowo SUbianto.

Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate

aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner news Ngabalin Minta Prabowo Hati-Hati olahraga otomotif Politik teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video wisata

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply