Saling Bajak Politikus Untuk Menjadi Tim Kemenangan Calon Presiden

Indoharian – Ngebet Menang Pilpres, Partai Saling Bajak Politikus

Indoharian – Fenomena politikus ‘kutu loncat’ kembali terjadi di dalam kedua kubu calon presiden pada pilpres 2019. Saling bajak politikus untuk mengalihkan dukungannya di luar sikap partai.

Dari beberapa pengamat politik universitas Indonesia Arbi Sanit juga memandang pola pemikiran para politikus seperti itu lebih mengutamakan pada kepentingan pribadi.

Dirinya juga menganggap fenomena itu terjadi karena adanya kekacauan ideologi di dalam tubuh partai. Partai hanya digunakan sebagai batu loncatan untuk para politikus guna meraih kekuasan semata.

Arbi juga menyatakan yang mudah berpindah haluan dari satu partai ke partai yang lain juga merupakan seorang penjilat.

“Orang yang berpindah suara itu adalah kumpulan para penjilat pimpinan. Kalau ideologi politiknya sudah benar tidak mungkin meninggalkan partainya,” ucap Arbi, Kamis (30/8/2018).

Dirinya juga menilai fenomena tersebut sebagai belum dalam kegagalan elite partai dalam mengajak kadernya sehingga banyak kader yang keluar dari partai itu.

Arbi melihat sikap konservatif masih juga dipertahankan untuk para pemimpin partai. Mereka juga memilih kader untuk mengisi salah satu jabatan hanya untuk berdasarkan motif suka atau tidak suka.

“Memilih orang hanya karna disenangi, orang yang tidak disukai digencet maka keluar kabur,” ucap Arbi.

Sementara itu dari para pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago juga menilai elite partau juga seharusnya menegakkan dan loyalitas terhadap para kader nya.

“Di dalam dunia politik, loyalitas dan kedisiplinan penting. kalau engga, ini pasti akan merusak masa depan partai dan kepribadian karena tidak loyal dan disiplin berpartai,” ucap Pangi.

Dirinya juga menyebut saling bajak politikus ‘kutu loncat’ ini dapat membahayakan untuk masa depan partai. Parpol dapat menjadi tumbal dalam politik karena regenerasi kader yang terancam bakal tergerus.

“Mereka harus berusaha menjaga etika, dan juga menjaga akhlak dan sikapnya karena berubahnya posisi di dalam partai. Ketika ke kubu oposisi ya oposisi, kalau koaslisi ya koalisi,” ucap Pangi.

Politikus Partai Demokrat Deddy Mizwar saat sekarang ini sedang bergabung di dalam tim kemenangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Sementara dari itu Demokrat sudah menyebutkan dukungan untuk calon presiden Prabowo Subianto pada pilpres 2019.

Sementara itu mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang di dalam sebuah kerjasama Jokowi, Ferry Mursyidan Baldan kini bergabung dengan tim kemenangan Prabowo Subianto dan juga Sandiaga Uno. Ferry juga mengaku saat ini sudah tidak aktif di dalam Partai NasDem yang mendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

“Saya tidak mengerti kenapa Ibu Megawati memberi restu kepada Hasto yang sangat rajin membajak kader Demokrat untuk memaksa bergabung di dalam tim Joko Widodo. Apakah PDIP sudah sangat miskin kader yang berkualitas?” tulis Andi melalui akun sosial media Twitternya, Kamis (30/8/2018).

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arif sempat menuduh Partai PDIP sebagai partai dalam Koalisi Jokowi yang kerap saling bajak politikus.

Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate

aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner kulinerAlam dan Entertainment News news olahraga otomotif Politik Saling Bajak Politikus teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video wisata

« Previous Post

Wishnutama Ketua Tim Jokowi, Incar Sosok Milenial

Next Post »

Yusuf Jumatan Bareng Sandiaga Lalu Bongkar Rencana Ma’ruf

Author: Kribo

Related Post