PBHI Imbau Masyarakat Jangan Pilih Pelanggar HAM

193 views
Mantratoto

PBHI Imbau Masyarakat Jangan Pilih Pelanggar HAM Pada Pemilu 2024

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

PBHI Imbau Masyarakat Jangan Pilih Pelanggar HAM

Indoharian – jangan pilih pelanggar HAM Tragedi kerusuhan yang terjadi era 1990-an silam diungkit kembali oleh Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) yang mengajak para masyarakat agar jangan dilupakan begitu saja. PBHI juga mengimbau para korban dan masyarakat sipil pada Pemilu 2024 mendatang.

Menurut Julius Ibrani selaku Ketua PBHI Nasional, para pelaku kejahatan di masa lalu menurutnya sangat tidak pantas memimpin Indonesia karena dikhawatirkan bisa saja kejadian serupa akan terulang kembali. Padahal, tragedi berdarah pada kerusuhan 27 Juli 1996 atau kudatuli dan kerusuhan Mei 1998 saja masih belum menemukan titik terang dalam hal penyelesaian masalahnya.

Langkah ini kami dorong agar para pemilih dan masyarakat sipil bisa membuka mata dan telinganya, jangan sampai mau memberikan suaranya kepada para pelanggar HAM berat. Karena kakek neneknya dulu sempat terancam ketika mereka menjadi korban dan cucu cicitnya kini pun bisa saja masih dalam potensi terancam. Ujar Julius, Rabu (26/7/2023).

Julius pun menegaskan bawha hingga kini masih belum ada penyelesaian ataupun penuntasan dalam kasus kerusuhan 1998 yang tergolong kepada pelanggaran HAM berat. Sehingga, hal seperti ini tidak boleh ditinggalkan bergitu saja atau bahkan dilupakan sampai masalah ini bisa terungkap.

Ini juga masih menjadi bagian dari gerakan sosial dan politik dari para kelompok masyarakat sipil bahwa nasib kami kini masih diujung tanduk selama pelaku HAM berat ini masih berada dalam kekuasaan dan bisa saja berpotensi semakin berkuasa dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang. Ungkapnya.

Julius menjelaskan bahwa pihaknya pun telah berkoordinasi dengan para keluarga korban demi menagih komitmen dan tanggung jawab dari Komnas HAM dalam mengusut tuntas siapa dalang dan juga para pelaku yang terlibat. Ia menuturkan bahwa tindakan yang paling berat adalah kekerasan, penyiksaan, hingga penculikan.

Kami meminta agar Komnas HAM bersikap dengan tegas soal ini. Lanjut Julius.

Julius menjelaskan mengapa mengimbau masyarakat jangan pilih pelanggar HAM berat tersebut karena apabila memiliki kekuasaan dan pengaruh, tidak dipungkiri tragedi serupa bisa saja akan terulang kembali pada masa yang akan datang.

Politik impunitas itu masih ada, para pelanggar HAM berat itu masih ada. Masuknya mereka ke dalam kekuasaan demi mempertahankan kekuasaannya kemudian akan melanjutkan tindakan-tindakan kebiadaban seperti masa lalu bisa terjadi di masa ini. Lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, ayah salah satu korban penculikan tahun 1998 Ucok Munandar, Paian Siahaan juga ikut buka suara. Paian mengatakan selain jangan pilih pelanggar HAM ia menanyakan mengenai status penghilangan paksa terhadap anaknya bahkan sampai saat ini masih belum bisa menemukan titik terang dalam kasusnya.

Saya orang tua dari Ucok Siahaan yang merupaan salah satu korban penculikan tahun 1998 silam. Komnas HAM setelah melakukan penyelidikan secara jelas anak saya dinyatakan sebagai korban penculikan dan pelanggaran HAM. Kata Paian.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Sensasi Ngopi di Warung Kopi Keluarga Setan
Cinta Mega Dipecat PDIP, Karena Main Slot
Anang Nyaleg Lewat PDIP Karena Suka Dengan Ganjar

Paian pun mengaku bahwa dirinya merasa sangat sakit hati apabila ada seseorang yang menyatakan bahwa kasus penghilangan paksa itu telah selesai dan tidak perlu untuk diungkit kembali. Menurut Paian, pernyataan tersebut diungkapkan oleh Budiman Sudjatmiko.

Pasalnya, telah lebih dari 25 tahun lamanya Paian berjuang dmei mencari kejelasan status hukum yang menimpa anaknya tersebut. Namun sayangnya, hingga saat ini masih belum ada kejelasan.

Apa dasarnya seorang Budiman bisa menyatakan kasus pelanggaran HAM berat itu sudah selesai, kami masih ada dan masih berjuang. Kami mohon agar pernyataan ini bisa tersebarluaskan, jangan kami yang jadi dikorbankan, ini sangat menyakitkan buat kami yang sudah berjuang sekian lama. Ungkap Paian.

Sumber: Detik.com

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply