Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Bali Dihentikan Karena Ini
Indoharian – Penyebaran Nyamuk Wolbachia yang rencananya akan dilakukan di wilayah Denpasar dan Buleleng ditunda. Padahal, semula itu akan disebar di Denpasar hari Senin (13/11/2023) dan untuk wilayah Buleleng pada hari Minggu (12/11/2023). Lantas bagaimana nasib dari jutaan telur nyamuk wolbachia yang batal untuk dibagikan itu?
Erwin Simangunsong selaku Chief of Partnership, Strategic Program, and Operation Save the Children Indonesia menuturkan bahwa telur nyamuk wolbachia yang sudah disiapkan untuk disebar di Denpasar dan Buleleng akan segera dihancurkan.
Dengan adanya penundaan yang terjadi, maka telur-telur tersebut akan dihancurkan karena memiliki masa simpan yang sangat singkat. Tuturnya, Rabu (15/11/2023).
Erwin menjelaskan awalnya Penyebaran Nyamuk Wolbachia ini akan dibagikan kepada 22 ribu rumah tangga di wilayah Denpasar dan Buleleng. Penyebaran telur itu awalnya akan dilakukan secara bertahap selama 12-20 minggu.
Setiap minggunya, kami berencana akan melepaskan sekitar sepuluh juta telur nyamuk yang bisa membawa bakteri wolbachia. Karena hanya satu dari tiga telur yang bisa menjadi nyamuk dewasa. Papar Erwin.
Erwin melanjutkan, nantinya dari sejumlah telur yang diterima oleh satu keluarga, hanya bisa menjadi empat hingga lima nyamuk saja. Separuh nyamuk tersebut, akan menjadi nyamuk jantan yang tidak menggigit manusia sama sekali.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Remajakan Alat Kelamin, Ini Ujarnya |
Penyebar Isu Dinasti Politik, Ini Tanggapan Grace |
Gibran Digugat Warga Solo, Gibrab Santai Hadapinya |
Bahkan, sebagian besar orang-orang tidak akan memperhatikan adanya peningkatan nyamuk yang dilepaskan itu. Tutur Erwin.
Erwin menyadari masih ada rasa kekhawatiran dari sejumlah pihak terkait penyebaran telur nyamuk wolbachia tersebut. Padahal, nyamuk wolbachia adalah bakteri alami yang ada di populasi serangga sejak dulu dan tidak ada bukti bahwa dalam penyebaran wolbachia ini bisa membahayakan manusia, hewan, ataupun lingkungan.
Metode ini juga bukanlah rekayasa genetika yang bisa mengubah gen atau DNA nyamuk. Sehingga, tidak akan ada perubahan kepada bentuk, sifat, dan ukuran dari nyamuk tersebut. Tegas Erwin.
Erwin mengeklaim bahwa Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Yogyakarta sudah berhasil menurunkan DBD hingga sebesar 77 persen. Pasien rawat inap akibat DBD pun turun di wilayah tersebut sebanyak 86 persen.
Kami justru yakin dengan penerapan wolbachia di Bali ini bisa lebih menguntungkan sektor pariwisata karena mampu meningkatkan keselamatan turis dan DBD di Bali yang juga bisa turun. Kata Erwin.
Sumber: Detik.com
Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru