Bahan Bakar Minyak Jenis Pertamax Resmi Naik Harga

277 views
Mantratoto

Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Pertamax Resmi Mengalami Kenaikan Menjadi Rp12.500

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Pertamax Resmi Naik Harga

Indoharian – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berjenis pertamax resmi mengalami kenaikan di 34 Provinsi indonesia menjadi Rp12.500-Rp13.000 per liter mulai tanggal 1 April 2022. Kenaikan BBM jenis pertamax disebabkan karena harga minyak dunia yang sudah melambung tinggi, dikarenakan juga dampak konflik Rusia-Ukraina.

Mengenai hal tersebut, Wasiaturrahma seorang Pakar Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, kenaikan harga pertamax tentu saja akan mempengaruhi pada sektor industri dalam negeri. Dia menyebut, produsen akan pula menaikkan harga pokok penjualan (HPP) yang disebabkan adanya dorongan untuk biaya akibat kenaikan harga minyak dunia.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Aktris Korea Son Ye Jin Menikah Hari Ini Dengan Aktor Korea Hyun Bin
Spanduk Anti Larangan Solidaritas Terkait Rusia Dan Ukraina Di Bali
Motor Sport Kecebur Di Kali Irigasi

“Otomatis, di sini akan ada kenaikan harga berupa barang dan jasa juga yang akan diterima oleh masyarakat indonesia,” ungkap pakar tersebut seperti yang dilansir dari laman Unair. Mengingat harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia, dia juga menekankan akan pentingnya peran pemerintah dalam mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia. Salah satunya yang dapat dilakukan, lanjut dia, yaitu dengan menjaga keseimbangan fiskal dengan memastikan bahwa nilai rasio pajak betul-betul dapat mencapai target. “Dalam hal ini pemerintah sedang menghadapi adanya kesulitan anggaran yang mana masih tetap harus bayar subsidi ke Pertamina,” tegas dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB Unair tersebut.

Masih yang terkait dengan antisipasi adanya kenaikan harga minyak dunia, Rahma pun menyarankan agar pemerintah dapat melakukan langkah proaktif dalam menghadapi perubahan peta ekonomi secara global. Negara-negara maju, menurut dia, sudah lelah dalam mempertahankan ekonominya. “Perubahan peta ekonomi global tersebut harusnya menjadi momentum yang ciamik untuk private equity dalam mengalihkan dananya dari negara-negara maju untuk ke Indonesia,” ujar pakar tersebut.

Pemerintah juga harus tetap selalu inovatif dalam hal menarik modal asing masuk ke negara Indonesia serta juga merancang incentives system. “Tahun ini, ekonomi global masih harus terus bergulat dengan adanya inflasi yang sangat tinggi didorong oleh cyclical, structural, and monetary forces,” ujarnya. Dia pun menjelaskan, Amerika
Serikat (AS) yang sudah mengalami inflasi yang sangat tinggi, dibarengi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai puncaknya. Lanjut dia menyatakan, diharapkan tahun depan bahwa inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS ini pelan-pelan akan bisa mulai turun sampai dengan terjadi deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang
sangat rendah. “Jika bisa terjadi demikian, pemerintah AS akan kembali melakukan ngutang dan The Fed akan serta nyetak-nyetak uang lagi. Eropa dan Tiongkok sepertinya akan mengikuti jejak Amerika,” tambah dia.

Kondisi ini akan menyebabkan negara-negara berkembang, seperti Indonesia menjadi primadona bagi investor asing. “Saya proyeksikan ekonomi kita akan makin terdiversifikasi. Artinya, makin banyak jenis barang yang bakalan diproduksi,” tutup dia.

Sumber : kompas

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply