USD Sentuh 15ribu, Ungkapan Prabowo 2030 Indonesia Bubar
Indoharian – GILAK! USD Sentuh 15ribu, Sepertinya Benar Apa Kata Prabowo
Indoharian – Nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terus meningkat terhadap Rupiah. Berdasarkan hasil dari perdagangan Reuters nilai dollar pukul 16.00 WIB USD Sentuh 15ribu dibandingkan dengan perdagangan siang sebesar Rp 14.897.
USD Sentuh 15ribu kira-kira apakah bisa untuk menembus psikologi baru tersebut?
Ekonomi INDEF Bhima yudhistira Adhinegara sudah menjelaskan selain karena faktor global, faktor domestik juga bisa mempengaruhi hal tersebut.
Misalnya, kondisi kinerja perdagangan Indonesia kurang optimal. Neraca perdagangan terus mengalami defisit. Menurut dari Bhima hal ini akan memperngaruhi defisit transaksi berjalan yang kuartal II 2018 tembis hingga mencapai 3%.
“Artinya tekanan nilai tukar dari diproyeksi akan terus berlanjut hingga tahun depan dan bisa menembus batas psikologis Rp 15.000 pada akhir 2018, pada tahun 2019 harus diwaspadai juga kebijakan bunga acuan Fed yang akan terus naik tiga kali lagi. Ini yang bakal memicu pelemahan kurs lebih dalam,” ucap Bhima saat dihubungi, pada hari Selasa (4/9/2018).
Dirinya menjelaskan, tekanan kepada Rupiah ini paling banyak dipengaruhi pada tekanan krisis Turki dan Argentina yang merembet ke negara berkembang menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar global.
| SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
| WTF!! OSO nyaleg DPD, Ini Tanggapan Hanura |
| Dollar Naik, Gerindra Sentil Jokowi Karna Hal ini! |
| AHY Timses Prabowo-Sandiaga? Ini Tanggapan Demokrat! |
“Kondisi makin di buat parah oleh rencana kenaikan Fed rate pada akhir September ini. Akibatnya investor melakukan fight to quality atau menghindari resiko dengan membeli aset berdenominasi dolar AS. Indikatornya US Dollar index naik 0,13% ke level 95,2. Dolar index merupakan perbandingan kurs dolar AS dengan 6 mata uang lainnya,” kata dia.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan tekanan yang terjadi pada Rupiah merupakan faktor eksternal.
“Kalau dulu itu geraknya sangat cepat sekali, cepaaat sekali. Hanya dalam beberapa bulan dari kisaran Rp 2.000 di November 1997 jadi Rp 16.000 di 1998. Sekarang kan sedikit-sedikit, memang kita tidak bisa prediksi akan berhenti di mana, lagi-lagi karena faktor eksternal,” ucap Jahja.
Menurut Jahja, kondisi saat ini sangat jauh berbeda dengan periode 1997-1998. Saat itu inflasi tinggi, BI menaikkan bunga acuan sangat cepat, Rupiah tidak terkendali, cadangan devisa RI tidak mencukupi.
Menurut Jahja, saat itu pengawasan penjualan dolar AS sangat longgar dan menyebabkan spekulan bisa memborong dolar.
“USD Sentuh 15ribu Jadi orang mau beli dolar AS itu gampang sekali. Kalau sekarang kan mau beli banyak ditanya dulu underlyingnya mana? Kalau butuh buat impor harus jelas dulu gunanya untuk apa. Kalau dulu susah, jadi meskipun bunga naik 60% itu ya tidak akan menolong karena orang tetap spekulasi. Kalau sekarang tidak seperti itu dan bisa dikendalikan,” imbuh dia.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner kulinerAlam dan Entertainment News news olahraga otomotif Politik teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi USD Sentuh 15ribu Video wisata
Related Post
![Permalink to Update seputar Perang Iran vs Israel Terbaru]( "Permalink to Update seputar Perang Iran vs Israel Terbaru")
Indoharian -Update seputar Perang Iran vs Israel Terbaru Update
![Permalink to Pro-Kontra TNI gunakan kembali Istilah OPM]( "Permalink to Pro-Kontra TNI gunakan kembali Istilah OPM")
Indoharian – Pro-Kontra TNI gunakan kembali Istilah OPM Organasasi
![Permalink to Joe Biden Ancam Iran untuk tidak menyerang Israel]( "Permalink to Joe Biden Ancam Iran untuk tidak menyerang Israel")
Indoharian – Joe Biden Ancam Iran untuk tidak menyerang
