Hari Ini Kita Memperingati Hari Ibu Kita Kartini

275 views
Mantratoto

Hari Ibu Kita Kartini Bukanlah Hari Libur Nasional

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Hari Ibu Kita Kartini

Indoharian – Apakah Hari ibu kita Kartini merupakan hari libur nasional atau tanggal merah? Mari Simak penjelasannya berikut ini.
Seperti dapat diketahui, Hari nasional tersebut yang diperingati setiap tanggal 21 April untuk mengenang pahlawan Indonesia yaitu yang bernama Raden Ajeng (RA) Kartini. Tahun ini, Hari nasional tersebut jatuh pada Kamis tangal 21/4/2022. Biasanya, beberapa sekolah akan mengadakan beberapa acara khusus yang seperti lomba. Oleh karena itu, tidak sedikit murid yang bertanya-tanya apakah Hari Kartini termasuk dalam libur nasional.

Pada bulan April 2022, hanya ada satu hari libur nasional saja yaitu pada tanggal 15 April 2022, yakni untuk memperingati wafat Isa Almasih. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri No. 963 pada Tahun 2021, No. 3 Tahun 2021, No. 4 Tahun 2021 mengenai Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022, Hari ibu kita Kartini 21 April 2022 bukanlah termasuk hari libur nasional.

Sejarah Singkat Hari nasional tersebut
RA Kartini yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi atau emansipasi terhadap wanita. Karena jasanya, namanya telah diabadikan sebagai seorang tokoh Jawa serta merupakan pahlawan nasional Indonesia.
wanita tersebut lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, yang pada saat itu masih wilayah Hindia Belanda.
Kartini merupakan salah satu putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang telah diangkat menjadi bupati Jepara. Ibunya yang bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur, Jepara. pahlawan wanita tersebut adalah anak perempuan tertua, anak ke-5 dari 11 bersaudara.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
News!! Jasad Bocah Dalam Karung, Ini Pelakunya…
Apple Hentikan Produksi Iphone 11 Setelah Launching Iphone 14 Mendatang
Heboh!! Kedekatan Vicky Dengan Puput

Pada zaman kolonial Belanda, budaya patriarki yang masih kental banget di tanah Jawa sehingga membuat perempuan untuk tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Karena itulah, pada usianya yang ke 12 tahun, pahlawan wanita tersebut berhenti bersekolah karena tradisi yang mengharuskannya untuk dipingit.

Karena pahlawan wanita tersebut bisa yang berbahasa Belanda, ia pun mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari negara Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. pahlawan wanita tersebut banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft. Ia juga menerima paket majalah langganan, di antaranya terdapat majalah akan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada banyak majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, pahlawan wanita tersebut tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi pun akhirnya timbul.

Pahlawan wanita tersebut kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan bisa dimuat di De Hollandsche Lelie. Dalam tulisannya, pahlawan wanita tersebut banyak menyoroti soal perjuangan wanita agar bisa memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan atas hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas lagi.

Pahlawan wanita tersebut menikah pada tanggal 12 November 1903 karena yang dijodohkan dengan Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga orang istri.
Untuk meneruskan perjuangannya, pahlawan wanita tersebut mendirikan sekolah khusus wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Pahlawan wanita tersebut meninggal pada tanggal 17 September 1904 di usia yang masih muda yaitu 25 tahun, setelah melahirkan anak satu-satunya, Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904. Pahlawan wanita tersebut dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Berkat kegigihannya, akhirnya didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada tahun 1912, dan kemudian di kota Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah-daerah lainnya.

Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, yang menetapkan bahwa Kartini yang sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Selain itu, Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai
hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Ibu Kita Kartini.

Sumber : kompas

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply