Herd Immunity Hadapi Corona Sangat Berbahaya? Ini Kata Pakar

569 views
Mantratoto

Panji Membeberkan Herd Immunity Hadapi Corona  Yang Akan Membuat Susahnya Virus Menyebar

Berita Indonesia Terbaru, Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, IHerd Immunity Hadapi Corona

IndoharianHerd Immunity Hadapi Corona Sangat Berbahaya? Ini Kata Pakar

INDOHARIAN.COM – Wabah penyakit akibat infeksi virus akan hilang saat mayoritas populasi kekebalan, dan individu berisiko terlindungi oleh populasi umum. Dengan begitu virus akan susah menemukan host atau inang untuk menumpang hidup dan berkembang. Kondisi tersebut disebut dengan Herd Immunity Hadapi Corona atau kekebalan kelompok untuk menghadapi corona.

Menurut spesialis epidemiologi Universitas Padjajaran (Unpad), Panji Fortuna Hadisoemarto, secara tertulis, kalau suatu penyakit mengjangkit sudah menginfeksi sejumlah sudah tentu di suatu kelompok masyarakat, otomatis kekebalan tubuh terbentuk.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Isolasi ODP Bandel
Adib Mengumumkan Dokter Meninggal
Tito Singgung Soal Mudik

Herd Immunity Hadapi Corona, “Dengan asumsi infeksinya akan menimbulkan kekebalan,” jelas Panji, Pada hari Minggu (5/4/2020).

Namun sebelum kekebalan tersebut terbentuk, sambung Panji, mayoritas kelompok masyarakat harus terinfeksi terlebih dahulu. Semakin menularkan suatu penyakit, semakin banyak penduduk yang terinfeksi sebelum terbentuknya herd immunity.

Panji menerangkan, kekebalan kelompok diterapkan kepada suatu semua orang yang tidak menerapkan karantina wilayah maupun intervensi lain yang menjegal jalan penyebaranaan virus. Jadi virus dibiarkan menular ke seluruh kelompok masyarakat sampai terbentuk herd immunity dengan sendirinya.

Panji menyebut, jika hal tersebut dilakukan di Indonesia dalam konteks wabah Covid-19 tersebut, maka 75 persen penduduk Indonesia bisa terinfeksi virus Corona. Hal tersebut dengan catatan pemerintah tidak melakukan intervensi apa-apa, termasuk karantina wilayah dan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB).

Apa pun yang bisa mengurangi penularan. PSBB pun dapat menurunkan penularan, tapi mungkin tidak cukup untuk menghentikan penularan, ucap Panji.

Panji pun memprediksikan bahwa jika sekelompok besar masyarakat Indonesia sudah terinfeksi, maka persentase angka kematiannya tidak sebesar seperti saat ini yang telah mencapai sekitar delapan persen. Namun secara nominal angkanya sangat tinggi melambung.

Bahwa kematian dari yang terinfeksi akan jauh lebih kecil dari delapan persen, Mas. Yang dilaporkan sekarang kan hanya dari yang terdiagnosis dan yang sedang dirawat di RS, artinya mereka yang sakitnya berat sampai sangat berat. Tapi dari sekian banyak yang terinfeksi, sebagian besar akan sakit mudah bahkan tidak bergejala, ungkapnya.

Panji menduga jika sebagian besar telah terinfeksi, angka kematiannya berkisar antara satu sampai dua persen saja. Namun satu sampai dua persen dari total 75 persen penduduk Indonesia angkanya bukan main-main.

Kalau dari yang sudah terinfeksi mungkin 1-2 persen saja. Saya pikir 1,5-2,5 juta kematian kalau tidak ada intervensi tersebut angka yang reasonable, kata Panji.

Angka itu bukanlah angka yang rendah. Artinya jika pemerintah Indonesia tidak melakukan intervensi laju penyebaran virus Corona, sekitar satu setengah hingga dua setengah juta penduduk Indonesia akan terbunuh yang di sebabkan oleh virus tersebut.

Maka, lanjut Panji, cara paling ampuh untuk menekan angka kematian tersebut dengan cara menurunkan jumlah kasus baru secara maksimal serta meningkatkan kesembuhan bagi yang telah terinfeksi. Langkah tersebut dilakukan dengan cara melakukan isolasi atau karantina.

Dan semoga nanti vaksin. Obat dapat meningkatkan dan mempercepat dalam kesembuhan, artinya akan menurunkan tertular juga, karena masa penularan dipersingkat,” jelas Panji.

Dari pemodelan yang dia lihat, puncak kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada bulan Mei nantinya. Namun menurutnya, setiap daerah akan berbeda-beda ketika mengalami puncak wabah tersebut.

“Saya rasa cukup masuk akal. Tapi menurut saya puncak tersebut akan dialami di waktu yang berbeda-beda, untuk wilayah yang berbeda di Indonesia. Jakarta akan mencapai puncak lebih cepat dari tempat lain karena mulanya juga lebih cepat,” terangnya.

Terakhir, Panji pun berpesan supaya pemerintah mendengarkan rekomendasi dari para ahli jika ingin terlepas dari mimpi buruk itu. Herd Immunity Hadapi Corona, “Tolong dengarkan masukan ahli. Soalnya sudah begitu banyak masukan, rasanya tidak didengar,” pungkasnya.

Sumber: Liputan6.com

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Herd Immunity Hadapi Corona Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply