Sindiran Halus, Jokowi Pidato Politik Kebohongan Yang Seharusnya Dilakukan Dengan Adu Gagasan
Indoharian – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan, Jokowi Pidato Politik Kebohongan merupakan sindiran halus, menurutnya, ajang kampanye Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) seharusnya di lakukan dengan adu gagasan, ide dan program.
Menurut dia, saat ini banyak sekali pihak yang melakukan politik kebohongan terkait dengan pilpres 2019, ia mengatakan, Jokowi Pidato Politik Kebohongan untuk mengajak semua pihak agar menyetop untuk melakukan politik kebohongan.
“Bukan (melakukan) politik kebohongan,” kata dia, saat menghadiri Resepsi dan Puncak HUT Partai Golkar ke-54, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Ahad (21/10).
Ia menerangkan, politik kebohongan yang dimaksud tersebut sekarang ini adalah untuk menyampaikan gagasan atau menyerang lawan politik tentu dengan argumen yang tidak berdasarkan fakta dan data. Menurut dia, ajakan Jokowi seharusnya dilakukan oleh siapapun, bukan hanya oleh TKN, melainkan juga kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Ia mencontohkan, salah satu bentuk politik kebohongan adalah menuduh harga nasi dan ayam (chiken rice) di Sungapura lebih murah daripada di Jakarta, selain itu, argumen yang menyatakan tempe setipis kartu ATM sejak harga dolar melambung tinggi.
“Itu kan sebenarnya politk kebohongan. Sesuatu yang tidak sesungguhnya, artinya itu salah satu politik kebohongan,” kata dia.
Ace mengatakan, jika hal itu merupakan aspirasi masyarakat, harus dijelaskan secara detail, menurut dia, masyarakat tidak ada satu pun yang menutupi objektivitas pemerintahan Jokowi saat ini.
“Jangan misalnya kita alami satu peristiwa dari satu-dua orang, tetapi kemudian ditarik jadi generalisasi,” kata dia.
Ia mengatakan, yang jadi masalah dalam politik kebohongan adalah menyimpulkan suatu fakta yang sebenarnya hanya dilakukan oleh satu-dua orang. Hal itu justru menunjukkan seolah-olah kondisi Indonesia ada di dalam sebuah ketidakpastian.
“Itu yang maksudnya politik kebohongan,” ujar dia.
Senada, Juru Bicara sekaligus Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengingatkan, jangan suka beragumen tanpa data, menurut dia, ada sindiran dalam pidato Jokowi kepada salah satu pasangan capres-cawapres.
“Ya saya kira iya (sindiran), supaya itu dikurangi, dihilangkan. Mari kita berdemokrasi secara baik, adu gagasan, adu jejak rekam, adu program, adu visi misi,” kata dia.
Karding bahkan tak segan menyebut Sandiaga sebagai salah satu orang yang melakukan politik kebohongan, menurut dia, cawapres nomor urut 02 itu banyak berargumen tanpa menggunakan dana.
Ia mencontohkan, Sandiaga bilang bahwa tempe setipis ATM, harga nasi ayam lebih murah di Singapura, dan lapangan kerja dibilang susah.
“Masyarakat krisis, krisis apanya? Tidak ada,” tegasnya.
Ia mengatakan, pemerintah sudah menjalankan programnya dengan baik. Hasilnya pun positif. Karena itu, ia mengimbau Sandiaga agar melengkapi pernyataannya dengan data.
Karding menegaskan, pemimpin tak bicara tanpa data, jadi tak mungkin Jokowi Pidato Politik Kebohongan, hal itu akan berbahaya bagi bangsa.”Sekarang saya tanya, datanya dari mana? Kan data harus dari lembaga yang kita setujui bersama. Kalau data dari asumsi pribadi, tidak bisa,” kata dia.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian Jokowi Pidato Politik Kebohongan kesehatan Politik Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video