Pemerintahan China Dukung Pemimpin Eksekutif Hongkong Cabut RUU Ekstradisi dan Berharap Akhir Krisis Politik
Indoharian.com – Pemimpin Eksekutif Hongkong Cabut RUU Ekstradisi secara resmi dan berharap agar krisis politik bisa segera terselesaikan. Harapan Carrie Lam tersebut ia sampaikan usai resmi mencabut RUU yang menjadi kontraversi.
Berdasarkan yang terhimpun dari Reuters pada hari Kamis ini (5/9/2019), Carrie Lam Pemimpin Eksekutif Hongkong mendapat dukungan kuat dari pemerintahan China untuk pencabutan RUU pada hari Rabu kemarin. RUU ekstradisi telah banyak memicu protes massa selama berminggu-minggu. Bahkan juga rangkaian proses tersebut dikatakan sebagai krisis politik terbesar dalam sejarah yang ada di Hongkong.
Pencabutan RUU menjadi satu dari lima tuntutan utama yang diajukan oleh para pengunjuk rasa. Meski permintaan menghapus RUU ekstradisi telah dikabulkan oleh Lam, Akan tetapi pengunjuk rasa dan beberapa anggota parlemen menilai bahwa langkah tersebut telah terlambat.
“Terlalu kecil dan sudah terlambat sekarang. Tanggapan Carrie Lam muncul setelah tujuh nyawa dikorbankan, lebih dari 1.200 demonstran ditangkap, di mana banyak yang dianiaya di kantor polisi,” ditulis salah seorang Aktivis Pro-demokrasi Joshua Wong di akun Twitter pribadinya, menanggapi keputusan Lam.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Airlangga sumpah Alquran |
Ditjen Imigrasi soal Benny |
PSI singgung Anies |
Berdasarkan Reuters, keributan sempat pecah dibeberapa distrik, setelah Lam mengumumkan pencabutan RUU ekstradisi. Di distrik Kowloon, sebuah bom dilemparkan ke apartemen mewah. Menurut pihak kepolisian hongkong, tersangka pelempar bom melarikan diri dengan motor.
Surat kabar lokal mengabarkan bahwa rumah apartemen yang dilempari bom itu milik Jimmy Lai, seorang yang dikenal vokal dalam mengkritik pemerintah China.
Sejak pemerintahan menetapkan RUU ekstradisi pada bulan Juni lalu, rangkaian aksi protes terus bergulir. Pendemo yang awalnya hanya menuntut Hongkong cabut RUU Ekstradisi, memperluas tuntutannya setelah polisi berkali-kali menunjukkan perlawanan yang dinilai berlebihan dalam bertindak.
“Kebrutalan polisi yang begitu intensif pada minggu-minggu sebelumnya, telah meninggalkan bekas luka yang tidak dapat diperbaiki bagi seluruh masyarakat Hong Kong,” ungkap Wong.
Belum lama ini juga Lam bahkan sempat menyatakan keinginannya untuk mengundurkan diri. Akan tetapi, keinginannya itu dinilai Wong sebagai sebuah langkah yang sulit dipercaya.
“Orang-orang tak akan percaya itu adalah langkah yang tulus,” ucap Wong tegas.
Lebih lanjut lagi, seorang aktivis 22 tahun itu katakan bahwa, Carrie Lam telah berkali-kali gagal memahami situasi Hongkong. Menutup cuitannya, Wong tetap mendesak Carrie Lam dan pemerintahannya untuk menjawab empat tuntutan lain selain Hongkong cabut RUU Ekstradisi yang disampaikan oleh para demonstran. Termasuk juga membentuk penyelidikan independen untuk menindak kebrutalan polisi, serta mengadakan pemilihan pemimpin secara demokratis.
Sumber : Merdeka