Perintah Kim Jong Un untuk Produksi Drone Bunuh Diri Massal dalam Perang
Indoharian – Pada bulan lalu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memberikan perintah strategis untuk memperluas produksi drone bunuh diri massal. Langkah ini menandai peningkatan signifikan dalam kapabilitas militer negara tersebut dan menunjukkan ambisi besar Pyongyang dalam menghadapi ancaman eksternal. Artikel ini akan membahas tujuan strategis penggunaan drone ini, jenis-jenis yang diproduksi, dampaknya terhadap perkembangan militer Korea Utara, serta reaksi internasional terhadap kebijakan yang kontroversial ini.
Drone bunuh diri yang diperintahkan oleh Kim Jong Un dirancang untuk menjadi alat yang efektif dalam konflik modern. Dengan menggunakan teknologi ini, Korea Utara berharap dapat meningkatkan daya serang mereka tanpa harus mengerahkan pasukan secara langsung. Ini memberikan keuntungan taktis yang signifikan, memungkinkan serangan jarak jauh dengan risiko minimal bagi personel mereka. Kim Jong Un sebelumnya telah mengawasi uji coba pesawat tanpa awak bunuh diri awal tahun ini di tengah pesatnya perkembangan kerja sama militer dengan Rusia.
Jenis-Jenis Drone Bunuh Diri yang Diproduksi Kim Jong Un
Dalam program produksi ini, terdapat beberapa jenis drone bunuh diri yang sedang dikembangkan. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan hulu ledak yang kuat dan teknologi navigasi canggih yang memungkinkan mereka untuk menyusup ke dalam wilayah musuh. Klaim bahwa drone-drone ini memiliki kemampuan untuk melakukan serangan presisi sangat menggoda bagi militer untuk menggunakannya dalam operasi ofensif.
Dampak terhadap Perkembangan Militer Korea Utara
Peningkatan produksi drone bunuh diri ini dapat mengubah peta kekuatan militer di kawasan. Dengan memperkuat kemampuan serangan tanpa mengandalkan pasukan darat, Korea Utara menunjukkan bahwa mereka dapat mempertahankan kekuatan tanpa harus terlibat dalam konflik konvensional. Ini juga bisa mendorong negara-negara tetangga untuk meningkatkan pertahanan mereka, menciptakan perlombaan senjata baru di kawasan.
Meski banyak manfaat yang ditawarkan, penggunaan drone bunuh diri juga membawa risiko besar. Salah satu tantangan utama adalah potensi kesalahan target yang dapat menyebabkan korban sipil dan memperburuk citra internasional Korea Utara. Selain itu, ketergantungan pada teknologi juga bisa menjadi kelemahan, mengingat bahwa sistem pertahanan modern semakin canggih dalam mendeteksi dan menghancurkan ancaman seperti drone.
Reaksi Internasional terhadap Kebijakan Ini
Pemberitaan mengenai rencana produksi drone bunuh diri ini memicu reaksi beragam dari komunitas internasional. Banyak negara mengkhawatirkan bahwa langkah ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan dan membuat proyeksi konflik lebih mungkin terjadi. PBB dan negara-negara tertentu telah mengecam kebijakan ini sebagai langkah provokatif yang dapat memperburuk situasi keamanan regional
Sumber : Tempo.co
berita Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com