Mahfud Sindir Pemilu, Prabowo Berkomentar!!

927 views
Mantratoto

Mahfud Sindir Pemilu Karena Banyak Kecurangan Yang Dilakukan Banyak Kandidat

Alam dan Entertainment News, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Foto, Indoharian, kesehatan, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Ulasan Teknologi, Video, news, kesehatan, teknologi, kriminal, wisata, olahraga, otomotif, aktor, aktris, kuliner

IndoharianMahfud Sindir Pemilu, Prabowo Berkomentar!!

 

Indoharian – Mantan Ketum Presidium Nasional KAHMI Mahfud sindir Pemilu dan mengatakan kecurangan pemilu bukan hanya terjadi saat ini. Kecurangan juga terjadi pada banyak pemilu sebelumnya.

Ia mengatakan kecurangan tidak hanya dilakukan oleh satu kandidat saja. Kecurangan dilakukan oleh semua kandidat.

“Pemilu sekarang ini sama, banyak kecurangan. Cuma bedanya apa? Pemilu yang dulu zaman Pak Harto (Soeharto) kecurangannya sepihak, sekarang curang semua,” kata Mahfud dalam Rapimnas KAHMI di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (28/3).

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
MAMPUS! Bowo Ditangkap KPK, Partai Golkar Malu
Kekurangan Uang Untuk Kampanye, Arya: Prabowo Frustasi
Jokowi Soal Indonesia Hijrah, Prabowo: Jangan Sok Pahlawan

Mahfud mencontohkan kecurangan yang dilakukan semua kandidat pernah terjadi pada Pilpres 2009. Mahfud sindir Pemilu saat menjadi Hakim Mahkamah Konstitusi, ia mengatakan MK pernah mengatakan bahwa pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto terbukti melakukan kecurangan pemilu.

Kecurangan yang dilakukan SBY-Boediono terjadi di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ia berkata Partai Demokrat terbukti mengkondisikan perolehan suara di kurang lebih tiga TPS seminggu sebelum hari pencoblosan.

“PDIP juga curang di Manado. Jadi sama-sama curang. Golkar curang di Kudus. Semuanya curang,” katanya.

Meski semua kubu melakukan kecurangan, Mahfud menilai kemenangan SBY-Boediono tidak bisa dibatalkan. Terlebih, ia berkata kecurangan itu tidak signifikan.

“Jadi apa kesimpulannya kalau sekarang ada kecurangan, itu bukan dari bawah ke atas, tapi merata, horizontal curangnya,” kata Mahfud.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung soal gugatan kecurangan yang terjadi pada Pilpres 2014 yang dilemparkan kubu Prabowo-Hatta Rajasa terhadap Joko Widodo-JK. Ia berkata MK tidak bisa membatalkan kemenangan Jokowi-JK meski Prabowo-Hatta dapat membuktikannya.

Mahfud berkata Prabowo-Hatta kala itu bisa membuktikan dengan telak terjadi kecurangan di satu kabupaten di Papua dengan jumlah pemilih sekitar 114 ribu. Di kabupaten itu, kata dia, 100 persen mendukung Jokowi-JK.

“Dan Pak Prabowo juga curang di Bangkalan, sama dapat kosong. Kan sama-sama curang. Tinggal adu-adu curang aja pemilu sekarang karena curangnya dari bawah,” katanya.

“Kalau zaman Pak Harto dulu dari atas. Setahun sebelumnya sudah diketahui Golkar dapet sekian, PDIP dapat sekian, PPP sekian, sudah dibagi. Kalau sekarang tidak bisa, adu kuat, adu curang di bawah itu,” kata Mahfud menambahkan.

Mahfud menilai pemilu saat ini dari segi tertentu jauh lebih baik jika di bandingkan dengan pemilu zaman Orde Baru. Ia mengatakan hasil pemilu pada zaman Orba dikendalikan karena penyelenggara pemilu berasal dari unsur pemerintah.

Sementara saat ini, ia mengatakan KPU dan Bawaslu selaku penyelenggara pemilu dibentuk oleh partai politik.

“Sehingga saya tidak percaya misalnya KPU saat ini itu menjadi kaki tangan pemerintah itu pasti curang, tidak,” kata Mahfud.

Mahfud lantas menceritakan pengalamannya sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi. Ia berbicara pernah mengadili sejumlah sengeketa pemilu, yakni Pilpres 2009 dan sejumlah Pilkada.

“Itu memang KPU-nya independen, tidak bisa dikendalikan pemerintah. Kalau sekarang ada pelanggaran dilakukan KPU, ya yang melanggar partai-partai itu, bukan pemerintah,” katanya.

Mahfud sindir Pemilu terkait dengan hal itu, Mahfud meminta semua pihak tidak membuat tudingan yang tidak tepat kepada KPU, misalnya menuduh terjadi kecurangan saat rekapitulasi. Ia berkata sulit terjadi kecurangan rekapitulasi karena dilakukan secara manual dan diawasi oleh parpol hingga pengawas eksternal.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate

aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner Mahfud Sindir Pemilu news olahraga otomotif Politik teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video wisata

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply