Perang 3 Dinasti Pilkada Yang Membuat Rahayu Saraswati Untuk Mengalahkan Calon Pertahanan
INDOHARIAN.COM – Perang 3 dinasti pilkada di kota Tangerang selatan bukan ajang kontestasi yang mudah untuk Muhamad-Rahayu Saraswati serta Siti Nur Azizah-Ruhamaben dalam menggusur mengalahkan calon petahanan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan. Walau hanya didukung satu partai yaitu Golkar, Benyamin-Pilar masih selalu diunggulkan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia yang juga pengajar pada Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno menilai petahana tetap tergolong kuat. Tak lepas dari dominasi Golkar pada Banten serta khususnya Tangsel.
Adi mengamini bahwa Rahayu Saraswati atau Sara dapat mendongkrak popularitasnya menjadi keponakan Prabowo Subianto. Begitu pun Siti Nur Azizah yang merupakan putri Wapres Ma’ruf Amin.
Akan tetapi, dominasi keluarga Ratu Atut serta Golkar tetap kuat. Terlebih, Wali Kota Tangsel kini Airin Rachmi Diany juga pasti akan ikut berperan memenangkan Benyamin Davnie, wakilnya yang maju menjadi calon wali kota.
Diketahui perang 3 dinasti pilkada, Pilar Saga yang mendampingi Benyamin Davnie ialah keponakan dari Ratu Atut. Sedangkan Airin ialah Ketua DPD Golkar Tangsel yang jelas memiliki misi dalam memenangkan.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Harta Kekayaan Gibran |
Ibunda Niluh Djelantik corona |
harta Bobby Nasution |
”Jadi pada Tangsel ini tak dapat bawa nama besar. Tangsel ini pemilih rasional. Terdapat pemilih, ada pemilih tradisional. Di Tangsel, pemilih tradisional rata-rata pemilih Golkar,” terang Adi melalui sambungan telepon, pada hari Selasa (15/9).
Rahayu Saraswati serta Siti Nur Azizah, walau membawa nama besar kerabatnya, tetap dianggap kurang berpengalaman oleh masyarakat. Sementara Benyamin Davnie, yang selama ini telah menjabat wakil wali kota Tangsel, akan dinilai lebih pantas dalam memimpin Tangsel oleh warga.
Apalagi, saat ini terdapat tiga pasangan calon. Suara untuk menggusur petahana atau dominasi Ratu Atut serta Golkar akan terpecah terhadap Muhamad-Sara serta Siti Nur Azizah-Ruhamaben.
Akan berbeda bila hanya terdapat satu paslon yang menantang petahana. Suara yang ingin menggusur petahana dapat terfokus pada satu paslon penantang.
”Artinya kelompok suara kritis selama ini mengganti dominasi Airin, mengganti dominasi Benyamin Davnie tersebut terbelah pada kedua kandidat,” terang Adi.
Adi mengatakan Nur Azizah-Ruhamaben akan menjadi paslon yang paling sulit untuk bersaing dalam meraih suara. Muhamad-Sara akan diprediksi meraup suara yang lebih banyak.
Alasannya, Muhamad akan dinilai mempunyai pengalaman, hingga dapat menggerakkan masyarakat dalam memilih. Muhamad ialah Sekretaris Daerah Pemkot Tangsel, hingga tahu benar persoalan yang terdapat pada Tangsel selama ini.
Sedangkan Siti Nur Azizah-Ruhamaben, sama-sama bukan dari lingkungan Pemkot Tangsel. Siti lebih lama berkarir pada Kementerian Agama, sementara Ruhamaben juga tak memiliki pengalaman pada lingkungan birokrasi Pemkot Tangsel.
”Jadi, kalau ingin diringkus, disederhanakan Tangsel itu head to head Benyamin serta Muhamad. Benyamin wakil wali kota, Muhamad ialah Sekda Tangsel yang sebenarnya secara tak langsung dapur politik mereka telah saling ketahuan,” terang Adi.
Berimbang
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai pertarungan dalam Pilkada Kota Tangsel tersebut akan terus berimbang.
Ujang menilai nama-nama besar pada balik ketiga paslon segera membuat perolehan suara mereka sulit diprediksi. Masih terlalu dini menurut Ujang dalam menyimpulkan pihak yang diunggulkan ataupun sebaliknya.
Terdapat sejumlah alasan, hingga dirinya belum bisa memastikan hal itu. Pertama, sampai saat ini belum terdapat survei objektif yang mengukur elektabilitas ketiga paslon. Kedua, belum terdapat strategi politik yang sebab masa kampanye baru dimulai pada akhir September mendatang.
”Saya belum dapat memastikan sebab politik ini kan sangat dinamis gitu kan. Politik ini kan dilihat biasanya permainan terdapat di ujung. Di ujung permainan pada Desember nantinya,” ucap dia.
Kendati dengan demikian, Ujang tak menampik bahwa peran dinasti politik selama ini, termasuk pada pemilihan kepala daerah masih cukup berpengaruh, tak terkecuali pada Tangsel. Kondisi tersebut dibuktikan dengan Airin yang menang di dua Pilkada sebelumnya pada Tangsel.
Ujang menyatakan sejauh ini Tangsel tetap didominasi oleh pemilih irasional hingga kemungkinan Benyamin-Pilar juga tetap cukup kuat. Mereka ialah pemilih yang cukup berperan melanggengkan kekuatan dominasi politik dinasti pada Banten.
”Jadi pemilih yang saat ini masih belum memilih berdasarkan visi masih banyak. Kadang-kadang memilih berdasarkan ‘gizi’, bukan visi misi,” terangnya.
‘Gizi’ maksud Ujang ialah pemilih yang masih mungkin bisa dibeli lewat praktik politik uang. Perang 3 dinasti pilkada politik Banten yang sampai kini tetap dinilai cukup dominan, menurut Ujang, menjadi tanda bahwa praktik politik uang masih dapat bertahan.
Sumber: Cnnindonesia.com
Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Perang 3 Dinasti Pilkada Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com