Sejarah Cap Go Meh Dan Kapan Diselenggarakannya

272 views
Mantratoto

Tradisi Dan Sejarah Cap Go Meh Serta Kapan Diselenggarakannya

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Perayaan Cap Go Meh

Indoharian – Cap Go Meh merupakan bagian dari perayaan Imlek atau Tahun Baru China yang diselenggarakan pada malam ke-15 usai tahun baru China. Perayaan tersebut menjadi bagian terakhir yang ditentukan berdasarkan penanggalan cina kuno atau Tionghoa. Perayaan Cap Go Meh pun identik dengan adanya naga, barongsai, tetabuhan, dan petasan yang diyakini bisa untuk mengusir roh jahat. Dalam bahasa Hokkien, Cap Go Meh berasal dari dua kata yakni “Cap Go” yang artinya lima belas dan “Meh” yang artinya malam hari. Di Indonesia, perayaaan Malam lima belas hari  lebih banyak dimeriahkan oleh masyarakat kota Singkawang, Kalimantan Barat. Pada momen tersebut, warga keturunan China akan sembahyang pukul 2 dini hari sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Menghebokan Dunia Cypto Indodax Sambut Token ASIX
Desa Wadas Jadi Rebutan Penambang, Ternyata Punya Ini
Viral !! Prabowo Berikan Pistol Emas Ke Menteri Prancis

Lalu, kapankah Cap Go Meh 2022 diselenggarakan? Nah, artikel berikut akan memjelaskan secara lengkap mulai dari sejarah hingga tradisinya untuk Anda. Perayaan Cap Go Meh 2022 akan jatuh pada tanggal 15 Februari 2022 besok. Ini akan menjadi momen yang tepat bagi warga Tionghoa untuk melantunkan doa untuk meminta kekayaan dan keberuntungan. Bicara soal sejarahnya, perayaan Malam lima belas hari sebenarnya sudah ada sejak lama yaitu pada zaman Dinasti Han. Perayaan ini dilakukan untuk menghormati keberadaan Dewa Thai Yi yang diyakini adalah sebagai dewa tertinggi di atas langit. Mulanya, perayaan Malam lima belas hari dilakukan secara tertutup dan khusus serta hanya dihadiri oleh kalangan istana saja. Namun setelah Dinasti Han runtuh, perayaan Malam lima belas hari mulai dikenal oleh masyarakat luas. Warga Tionghoa biasanya akan merayakan Malam lima belas hari dengan berkumpul-kumpul bersama keluarga dan akan menyelenggarakan pesta yang besar. Pesta tersebut biasa diisi dengan berbagai acara adat dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Saat pesta makan-makan, warga Tionghoa biasanya akan menyajikan makanan lezat seperti daging sapi, daging ikan, dan telur puyuh. Sajian ini akan mewakili tiga elemen yang ada di bumi, yakni darat, laut dan udara.

Tidak hanya samapai disitu saja, warga Tionghoa juga biasanya memeriahkan Malam lima belas hari dengan tradisi yang lain seperti festival lampion, pertunjukan barongsai, dan lain-lain sebagainya. Di kota Singkawang, perayaan juga diramaikan dengan adanya Pawai Tatung untuk mengusir roh-roh jahat. Mengutip jurnal karya Wasis Suprapto yang berjudul Cap Go Meh Sebagai Media Pendidikan Resolusi Konflik di Tengah Keragaman Etnis Kota Singkawang, Pawai Tatung diwakili oleh orang-orang yang terpilih yang akan dirasuki oleh roh baik untuk menjadi kebal terhadap apa saja. Uniknya, perayaan tersebut telah diakui oleh UNESCO sebagai tradisi budaya yang harus dijaga secara turun menurun. Pawai Tatung menambah daftar warisan leluhur yang patut untuk dijaga dan dilestarikan.

Sumber : kumparan

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply