Mahasiswa UMY Dimutilasi Usai Penelitian Soal LGBT, Pelaku Merupakan Respondennya
Indoharian – Seorang Mahasiswa UMY dimutilasi yang dimana seorang mahasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bernama Redho Tri Agustian (20) sempat meneliti mengenai LGBT sebelum menjadi korban mutilasi. Redho diduga telah menjadi korban mutilasi pada saat bertemu dengan respondennya.
Hal tersebut disampaikan oleh pihak UMY. Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi mengatakan bahwa Redho adalah penerima dana hibah penelitian mahasiswa dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek RI tahun 2023.
“Jadi memang sedang melakukan penelitian, namanya meneliti kan orang harus untuk mencari informasi,” ujar Nurmandi, hari Kamis (27/7/2023).
Redho, disebut Nurmandi, mengangkat penelitian tentang kelompok LGBT yang berada di Jogja. Namun Nurmandi tidak mengetahui alasan Redho bisa tertarik dalam meneliti tentang LGBT itu. “(Judul penelitian) Ya kelompok-kelompok unik di Jogja itu, kelompok-kelompok LGBT, kelompok radikal,”
ujar Nurmandi. “Yang kita tahu itu kan sudah selama tiga bulan dia meneliti itu. Cuma kan masuk kelompok itu susah,” imbuhnya.
Terkait kasus Mahasiswa UMY dimutilasi, Nurmandi menyebutkan untuk melakukan penelitian itu Redho masuk ke dalam komunitas LGBT agar data-data penelitiannya bisa terkumpul. Nurmandi menduga Redho menjadikan kedua pelaku sebagai responden penelitiannya. Oleh karena itu, ada dugaan kuat kematian Redho berhubungan dengan penelitian tersebut.
Pihaknya pun telah menduga kedua pelaku mutilasi merupakan responden penelitian. “Iya, indikasinya kan sementara ini ya seperti itu,” ucap Nurmandi.
Dengan fakta-fakta seperti itu, Nurmandi menilai Redho bukanlah seorang LGBT. Menurutnya, kebanyakan dari LGBT yang berpasangan dengan yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.
Ia pun meluruskan isu yang beredar mengenai kelompok menyimpang yang diikuti Redho. Sebab, hal itu baru berdasarkan keterangan pelaku. “Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal dunia sehingga kita mencari informasi apa yang dia lakukan termasuk riset,” kata Nurmandi.
“Nah, nanti kita kan sedang mencari, mendalami toh, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY, jadi kita masih belum tahu (apa yang dilakukan Redho),” lanjutnya.
Untuk diketahui, kasus mutilasi mahasiswa ini terungkap setelah adanya penemuan potongan tubuh manusia di Sungai Bedog, Turi, Sleman, hari Rabu (12/7) malam dan di Merdikorejo, Tempel, serta lokasi lain pada Sabtu (15/7).
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
PKB Digoda Oleh PDIP,Begini Tanggapannya |
Wow! Keren Mitsubishi Luncurkan Xpander Hybrid |
Ahok Jadi Dirut Pertamina Dijawab Erick Thohir Begini |
Tak lama, dua pelaku berinisial W (29) dan RD (38) ditangkap oleh polisi. Keduanya ditangkap pada saat kabur di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/7).
Polisi menyebut antara korban dan pelaku tergabung dalam kelompok tidak wajar di media sosial. Namun, polisi tidak dengan secara lugas menyebut
kelompok yang diikuti korban maupun kedua tersangka mutilasi tersebut.
“Jadi pelaku dan korban Mahasiswa UMY dimutilasi saling kenal, mereka kenal di grup yang ada di medsos. Hasil pemeriksaan kita sudah selama 3-4 bulan (kenal). Ketemu pertama,” kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi, Selasa (18/7).
sumber : detik
Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru