Tiket Capres 2019 Sudah Ditangan, Jokowi Siap Maju Lagi
IndoHarian – Presiden Joko Widodo telah mengantongi tiket capres 2019 menyusul sudah adanya 3 parpol yang menyatakan akan kembali mengusungnya. Lantas, siapa yang akan menjadi lawan tanding Jokowi?
Tiga Parpol yang telah menyatakan akan mendukung Jokowi di Pilpres 2019 adalah Golkar, NasDem, dan PPP. Dengan UU pemilu yg baru, maka perolehan suara tiga parpol tersebut di Pemilu 2014 sudah cukup bagi Jokowi untuk dapat maju ke Pilpres 2019.
Di UU Pemilu tersebut, diatur presidential threshold (PT) atau syarat parpol/gabungan parpol dapat mengusung capres adalah memiliki 20 % kursi di DPR atau 25 % suara sah nasional di pemilu sebelumnya, Pemilu tahun 2014. Gabungan suara Golkar, Nasdem, dan PPP telah memenuhi syarat itu.
Di Pemilu 2014, Golkar meraih 14,75 % suara, Nasdem 6,72 % suara, dan PPP 6,53 % suara. Gabungan suara ketiga parpol yakni 28 persen perolehan suara di Pemilu 2014. Artinya meski tidak ada PDIP, Jokowi sudah punya tiket menujut Pilpres 2019 dari dukungan ketiga parpol tersebut.
Nama yang santer untuk menjadi lawan Jokowi adalah ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Bila keadaan seperti ini, keadaan pun akan kembali terulang seperti Pilpres tahun 2014.
PKS telah memberi sinyal siap bergandengan tangan lagi dengan partai Gerindra jika PT 20-25 persen dinyatakan sah oleh Mahkamah Konstitusi, jika nanti ada yg menggugat. Dengan niat Gerindra kembali mendukung Prabowo Subianto, maka terbuka peluang duel Jokowi vs Prabowo terulang kembali di Pilpres 2019.
Namun Gerindra ternyata juga memiliki rasa kekhawatiran gagalnya Prabowo kembali nyapres. Presidential threshold yg diatur dalam UU Pemilu baru dianggap akan menjadi penghalang bagi partai Gerindra.
Ambang batas 20-25% di UU Pemilu maksudnya adalah 20 % perolehan kursi di DPR dan 25% perolehan suara nasional dalam pemilu. Gerindra akan mendapat kesulitan memenuhi angka 20 persen bila ingin Prabowo mendapat tiket capres 2019.
Sebab perolehan kursi di DPR Gerindra bila digabungkan dengan PKS masih belum juga cukup memenuhi syarat 20 persen. Gerindra juga disebut hampir mustahil untuk dapat berkoalisi dengan Partai Demokrat agar dapat menambah syarat presidential threshold.
“Kalau kita cuma sama PKS, kalau 20% tidak cukup, kalau ditambah sama PAN kita cukup. PKS nggak sampai 7%, hanya 5,5% kalau tidak salah. Gerindra 12%. PAN 7%, Demokrat 10%, tidak cukup juga itu kalau Demokrat dan PAN berdua aja. Kalau ber 4 berarti cukup tapi belum tentu sama platform-nya,” jelas Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono, pada hari Jumat (21/7).
“Kadang kan dalam perhelatan pemilihan kepala daerah atau pilpres, Demokrat tidak mau ikut kita, mungkin karena SBY dan Pak Prabowo tidak mau nyatu. Pilpres 2014 nggak ke kita,” lanjutnya.
Dengan kondisi seperti itu, Arief menuturkan akan sulit juga calon-calon alternatif muncul di Pilpres atau mendapatkan tiket capres 2019. Lantas siapakah yang akan menjadi lawan Jokowi di 2019 nanti?
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner news olahraga otomotif Politik teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Tiket Capres 2019 Ulasan Teknologi Video wisata