Rupiah Melemah Era Jokowi, Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Mencapai 100 Juta Jiwa
IndoHarian – Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto singgung rupiah melemah era Jokowi.
Ketika tengah menghadiri deklarasi dukungan calon presiden dari Purnawirawan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada hari Sabtu (7/7/2018) pagi, Prabowo menilai bahwa pelemahan rupiah yang telah terjadi balakangan terlampau parah.
“Tahun 2013 saja, satu dolar masih 9.000-an, tapi dalam lima tahun ini rupiah melemah di atas 14.000, sudah 50 persen naiknya,” ucapnya.
Hingga pada sesi penutupan pada hari Jumat (6/7/2018) kemarin, rupiah masih tetap berada di atas level 14.400-an.
Selain dari menyinggung persoalan rupiah yang terus saja melemah, Prabowo pun dalam kesempatan itu memberikan sorotan pada tingkat kemiskinan di Indonesia dan ketimpangan penguasaan aset dalam negeri.
Untuk hal kemiskinan, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menilai bahwa angka kemiskinan yang ada di Indonesia sampai dengan saat ini sudah sangat memprihatinkan.
Prabowo mengucapkan apabila dilihat pada standar kemiskinan Bank Dunia, penduduk miskin yaitu penduduk dengan penghasilan di bawah US$2 per hari, maka sampai sekarang ini jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai sebanyak 100 juta jiwa.
“Dalam 50 tahun ini, kita tambah miskin, 50 persen rakyat kita hidup dalam kemiskinan,” terangnya.
Selain rupiah melemah era Jokowi, berkaitan dengan penguasaan aset, Prabowo mengungkapkan bahwa ketimpangan dari kepemilikan aset cukup besar. Untuk persoalan tanah, Prabowo mengatakan bahwa berdasarkan dari data Bank Dunia sebagian besar tanah di Indonesia hanya dikuasai segelintir orang.
“Satu persen masyarakat kuasai 80 persen tanah di Indonesia, data Wahana Lingkungan Hidup lebih parah, satu persen menguasai 82 persen,” ucap dia.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Pesan Habibie Untuk Diplomat Untuk Jaga Persatuan |
Prabowo Bakal Gugat KPU Karena Hal Ini |
Prabowo Batal Bertemu Puan, Ini Sebabnya |
Sekarang ini Indonesia pun tak berdaya akan aset-aset bangsa strategis. Dia menilai jika aset strategis, seperti pelabuhan serta bandara telah banyak yang dikuasai oleh perusahaan asing.
“Gedung mewah, mal semua bukan dikuasai bangsa kita sendiri,” ucapnya.
Kritik Prabowo pada kacaunya pengelolaan ekonomi dalam negeri bukan hanya kali ini saja telah dilakukannya.
Ketika bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) beberapa waktu lalu Prabowo pun mengkritik utang yang dimiliki Indonesia.
Menurut dirinya, utang Indonesia yang telah memasuki Rp9.000 triliun sangat mengkhawatirkan.
Apabila utang itu tak segera dikendalikan maka ekonomi Indonesia akan mendapatkan masalah besar.
Menjawab apa yang dikhawatirkan Prabowo itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa utang dari pemerintah Indonesia sampai sekarang ini masih termasuk dalam kisaran aman, yaitu di bawah 30 persen dari produk domestik bruto.
Lagipula, ucap Menkeu total utang yang dikatakan Prabowo bukanlah sepenuhnya yang dihasilkan oleh pemerintah. Utang tersebut juga ditanggung oleh entitas bisnis, seperti BUMN juga lembaga keuangan.
Berdasarkan dari data Kementerian Keuangan, total utang dari pemerintah yang ditanggung dengan APBN hingga Mei kemarin hanya Rp4.169 triliun.
“Jadi, kalau mau membandingkan ya harus apple to apple, sering kan dibicarakan Rp9.000 triliun terus dipertanyakan pemerintah di mana, dari dulu pemerintah kan hanya mengelola APBN,” habisnya.
Prabowo mengungkapkan bahwa rupiah melemah era Jokowi telah melewati batas wajar.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner kulinerAlam dan Entertainment News news olahraga otomotif Politik rupiah melemah era Jokowi teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video wisata