Orang Tuan Wajib Tau , Omicron Ancam Anak-Anak
IndoHarian – Omicron Ancam Anak-Anak, Lonjakan kasus Covid-19 saat ini mengancam anak-anak usia 0-18 tahun. Saat ini berdasarkan dari data total kasus konfirmasi positif Covid-19, 13,3 persen di antaranya adalah diidap oleh anak-anak. Bahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan, sampai tanggal 9 Februari kemarin, terjadi sebuah peningkatan kasus Covid-19 pada anak sudah sampai 1.000 persen atau bisa di bilang 10 kali lipat dari Januari 2022 samapi dengan sekarang.
Berdasarkan data yang di terima oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19, ada jumlah kasus harian Covid-19 yang dilaporkan pada Rabu (9/2/2022), sudah bertambah 46.843 hanya dalam 24 jam terakhir. Juru Bicara Satuan Tugas dari Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun turut menuturkan, lonjakan dari kasus Covid-19 yang terjadi pada kala ini 2,5 kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan gelombang kedua Covid-19 yang pernah terjadi pada Juli 2021 lalu.
Pada masa lonjakan kasus yang ke kedua peningkatan terjadi sejak di awal Mei atau membutuhkan waktu sekitar delapan minggu untuk mencapai sebuah kondisi kasus yang setara dengan sekarang ini, sementara penambahan kasus yang saat ini hanya dicapai hanya dalam waktu tiga minggu saja atau 2,5 kali lebih kencang dibanding lonjakan yang kedua,jelas dia dalam konferensi pers virtual melalui akun YouTube.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Jadwal MotoGP Indonesia Mandalika |
Mengenal Metaverse, Dunia Virtual Yang Sedang Booming |
Lagi Lagi!!! Korut Guncang Dunia Dengan Rudal |
Omicron Ancam Anak-Anak Salah satu faktor yang menjadi penyebab meningkatnya penularan Covid-19 pada anak-anak yang disorot Erlina yaitu terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang saat ini sudah berlangsung sejak 3 Januari lalu. Ia juga turut mengingatkan bahwa anak-anak yang terpapra virus SARS-Cov-2 berpotensi untuk mengalami Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).
Dan yang sangat berbahaya, yang bisa membuat menjadi kondisi berat dan akan menimbulkan kondisi yang bisa jadi fatal yakni sebuah sindrom inflamasi multiorgan yang disebabkan oleh penyakit Covid-19, jumlah kasusnya cukup sangat tinggi,” kata Erlina.
Sementara dari itu, Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso pun turut mengungkapkan, pada 24 Januari 2022, kasus Covid-19 pada anak yang tercatat ada sebanyak 676. Kemudian di 31 Januari 2022 jumlahnya semakin merangkak naik menajdi 2.775. Selanjutnya pada tanggal 7 Februari jumlahnya sudah melonjak sangat tajam menjadi 7.190 kasus.
Kalau dibandingkan pada bulan Januari sudah lebih dari 1.000 persen atau bahkan 10 kali lipat lebih saat dibandingkan Januari 2022, dari minggu kemarin 300 persen,Ucap Piprim. Piprim juga mengatakan, gejala Covid-19 varian Omicron yang paling sering ditemukan oleh para anak adalah batuk, pilek dan juga nyeri tenggorokan.
Ia meminta, untuk orang tua waspada apabila anak sudah mengalami batuk dan pilek karena sudah kemungkinan tertular varian Omicron. Sebagian besar dari saluran pernapasan, batuk, pilek, juga nyeri tenggorokan. Sama kayak flu biasa. jika ketemu anak batuk, pilek, anget waspada untuk tertular varian ini,” ujarnya.
Omicron Ancam Anak-Anak Lebih lanjut, Piprim pun mengatakan, sebagian besar anak-anak yang terinfeksi Covid-19 tanpa adanya gejala. Oleh karenanya, ia mendorong untuk percepatan vaksinasi Covid-19 untuk anak. Karena itu penting sekali vaksin ke anak. Enggak ada gejala apa-apa nanti dia uda menularkan ke mana-mana,”ungkap dia.
Sumber : Kompas
Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com