Paus Fransiskus Meninggal, Begini Cara Pemilihan Paus Berikutnya Melalui Konklaf

75 views
Mantratoto

Paus Fransiskus Meninggal, Konklaf di Vatikan Menjadi Langkah Awal Pemilihan Paus Pengganti Fransiskus

Paus Fransiskus Meninggal

Paus Fransiskus Meninggal

IndoHarian – Pada Senin, 21 April 2025, Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik seluruh dunia ke-266, meninggal dunia pada usia 88 tahun. Beliau dirawat intensif akibat pneumonia sebelum akhirnya berpulang, meninggalkan umat Katolik di seluruh dunia dalam duka mendalam. Sebelum wafat, Paus Fransiskus masih sempat tampil di depan publik, termasuk saat merayakan Paskah di Basilika Santo Petrus, menunjukkan dedikasi dan komitmennya hingga akhir hayat.

Sebagai sosok yang mulai memimpin Takhta Suci sejak tahun 2013, Paus Fransiskus menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Masa kepemimpinannya dikenal dengan berbagai kebijakan yang progresif serta upaya reformasi di dalam Gereja. Dengan kepergiannya, Gereja Katolik menghadapi proses transisi yang penting, yaitu pemilihan Paus baru.

Paus Fransiskus Meninggal, Tradisi Konklaf di Takhta Suci

Pemilihan Paus baru dilakukan melalui konklaf, sebuah mekanisme pemilihan yang telah berlangsung selama berabad-abad dalam Gereja Katolik. Proses konklaf ini akan melibatkan kardinal dari berbagai penjuru dunia yang usianya di bawah 80 tahun. Para kardinal akan berkumpul di Vatikan untuk memilih pengganti Paus Fransiskus dalam sebuah proses yang sarat dengan nilai tradisional dan kerahasiaan. Sebuah kapel khusus telah dipersiapkan di Vatikan, lengkap dengan cerobong asap yang digunakan untuk memberi tahu hasil pemungutan suara kepada umat. Selama proses berlangsung, akses komunikasi dengan dunia luar sepenuhnya dihentikan demi menjaga kerahasiaan dan keabsahan prosedur.

Proses Pemilihan Paus Baru

Para kardinal yang ikut serta memilih akan menuliskan nama calon pilihan mereka pada kertas suara yang disediakan. Hasil pemungutan suara kemudian dihitung untuk menentukan apakah ada kandidat yang memperoleh mayoritas dua pertiga. Jika tidak ada kandidat yang memenuhi syarat, proses pemilihan dilanjutkan ke putaran berikutnya. Dalam situasi tertentu, ketika lebih dari 30 putaran belum menghasilkan mayoritas, dua kandidat teratas akan menjadi fokus pemilihan terakhir. Ketika seorang calon berhasil memperoleh suara mayoritas, ia ditanya apakah menerima pemilihan tersebut dan nama apa yang akan dipakai sebagai Paus.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Hari Kartini, Perempuan Gratis Naik Transjakarta, MRT & LRT Hari Ini
Ma’ruf Amin Berikan Saran Penting untuk Prabowo Terkait Gaza
Gempa 4,6 Magnitudo Guncang Padang Panjang pada Sabtu Malam

 

Harapan Baru untuk Gereja Katolik

Setelah sah terpilih, Paus yang baru akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk menyampaikan pesan pertama kepada umat Katolik di seluruh dunia. Momen ini menjadi simbol penting dalam sejarah Gereja, memperkuat harapan dan doa seluruh umat terhadap pemimpin baru mereka. Paus yang baru diharapkan mampu menghadirkan inovasi sekaligus mempertahankan nilai-nilai pelayanan yang telah dirintis oleh pendahulunya. Dengan segala tradisi dan prosesi yang berlangsung, pemilihan ini akan menjadi tonggak bersejarah bagi Gereja Katolik dalam menghadapi tantangan dan harapan di masa depan.

Sumber: detiknews

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply