China Peringatkan Perusahaan Asing, Soal Apa?

541 views
Mantratoto

China Peringatkan Perusahaan Asing Terkait Isu Politik Xinjiang

Berita Indonesia Terbaru, Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, China Peringatkan Perusahaan Asing

IndoharianChina Peringatkan Perusahaan Asing, Soal Apa?

INDOHARIAN.COM – Otoritas China Peringatkan Perusahaan Asing untuk tidak salah mengambil langkah ataupun gegabah untuk terlibat dalam politik terkait isu Xinjiang. Peringatan dilontarkan China setelah sejumlah merek asing seperti H&M dan Nike melontarkan keprihatinan soal kerja paksa di Xinjiang. Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/3/2021), merek-merek asing seperti H&M, Nike, Burberry, Adidas dan merek Barat lainnya dihujat dalam kritikan online dan dilanda aksi boikot massal di China sejak pekan lalu dan terkait komentar soal sumber pasokan kapas mereka di Xinjiang.

Konflik muncul saat Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya meningkatkan tekanan terhadap China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah yang dihuni etnis minoritas Muslim Uighur dan banyak etnis minoritas Muslim lainnya di China.

“Saya pikir perusahaan tidak seharusnya mempolitisasi perilaku ekonominya,” tegas juru bicara pemerintah Xinjiang, Xu Guixiang, dalam konferensi pers pada Senin (29/3) waktu setempat. “Bisakah H&M terus menghasilkan uang di pasar China? Tidak lagi,” imbuhnya.

“Terburu-buru mengambil keputusan ini dan terlibat dalam sanksi, adalah tidak masuk akal. Ini seperti mengangkat batu untuk menjatuhkannya ke atas kaki sendiri,” sebut Xu. Pihak H&M belum menanggapi pernyataan otoritas Xinjiang tersebut.

Para pakar HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, menyuarakan keprihatinan soal dugaan penahanan dan kerja paksa Muslim Uighur di Xinjiang dan menyerukan perusahaan global maupun domestik untuk ‘memeriksa dengan saksama rantai pasokan mereka’.

Menurut para pakar PBB, mereka telah menerima informasi yang ‘menghubungkan lebih dari 150 perusahaan domestik China dan perusahaan asing’ dengan tuduhan serius pelanggaran HAM terhadap pekerja Uighur. Tidak disebut lebih lanjut nama perusahaan yang dimaksud.

Pekerja Uighur diduga dipekerjakan secara paksa dalam industri berketerampilan rendah dan padat karya, seperti agrobisnis, tekstil dan garmen, otomotif dan sektor teknologi, ujar ketua kelompok kerja PBB untuk urusan bisnis dan HAM, Dante Pesce. Pengguna media sosial China, pekan lalu, menyebarkan kembali pernyataan H&M yang dirilis tahun 2020 saat mengumumkan China Peringatkan Perusahaan Asing dengan retail pakaian asal Swedia itu tidak akan lagi mengambil sumber kapas dari Xinjiang.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Hah? Uji Coba Tatap Muka Dimulai, Di Daerah Mana?
Otak Pencurian Rumah Kedoya, Sudah Di…
Penyebab Kebakaran Kilang Balongan, Ternyata Ini…

Pada saat itu pihak H&M menyatakan keputusan diambil karena kesulitan melakukan penyelidikan yang kredibel di Xinjiang dan setelah media serta kelompok HAM melaporkan adanya kerja paksa di Xinjiang  yang berulang kali telah dibantah oleh China.

Seorang juru bicara pemerintah Xinjiang lainnya, Eljian Anayat, menyatakan bahwa rakyat China tidak menginginkan produk-produk dari perusahaan-perusahaan seperti H&M dan Nike yang memboikot kapas Xinjiang. Dia menyatakan akan menyambut perusahaan yang melakukan perjalanan ke ladang kapas di Xinjiang untuk melihatnya sendiri.

Pada Jumat (26/3) lalu otoritas Amerika Serikat mengecam apa yang disebutnya sebagai kampanye media sosial yang dipimpin negara di China terhadap Amerika Serikat dan perusahaan internasional lainnya karena berkomitmen tidak menggunakan kapas dari Xinjiang lagi.

Gelombang boikot massal di China bertepatan dengan rentetan sanksi terkoordinasi yang dijatuhkan oleh Inggris, Kanada, Uni Eropa dan AS pekan lalu, atas apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran HAM di Xinjiang. Otoritas AS bahkan secara terang-terangan menuduh China melakukan genosida terhadap Uighur di Xinjiang. Xu berulang kali membantah tuduhan genosida dan pelanggaran HAM di wilayah tersebut dan menuduh kekuatan Barat terlibat dalam manipulasi politik untuk mendestabiliasi China dengan sanksi-sanksi yang dijatuhkan.

Mereka telah kehilangan akal sehat dan hati nurani mereka sangat antusias soal manipulasi politik dan penyalahgunaan sanksi hingga ke level histeris,” cetus Xu dalam China Peringatkan Perusahaan Asing. Tujuan sesungguhnya dari mereka dengan merekayasa isu genosida adalah merusak keamanan dan stabilitas di China,” timpal Anayat.

Sumber : detiknews

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate China Peringatkan Perusahaan Asing Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply