Korut Korsel Berdamai Merupakan Awalan Baru Untuk Semenanjung Korea Setelah 11 Tahun Silam
IndoHarian – Pemimpin dari Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) telah melakukan perjanjian untuk menciptakan lembaran baru dalam sejarah Semenanjung Korea. Hal ini menjadi tanda korut korsel berdamai dan mendukung peningkatan akan lahirnya sebuah resolusi atas program nuklir dan rudal Korea Utara.
Sejarah tercatat pada Jumat ini ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berdiri berhadapan, dipisah oleh lempengan beton sederhana yang menandai perbatasan antar-negara mereka. Dengan wajah dihiasi senyum, keduanya berjabat tangan selama 20 detik.
Setelah saling menyapa satu sama lain, Kim Jong-un melangkahkan kakinya ke wilayah Korea Selatan, dan membuatnya menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang berada di Korea Selatan sejak akhir perang dari Korea 1950 hingga 1953.
Setelah berpose untuk difoto para fotografer, Kim Jong-un dan Moon Jae-in bergandeng tangan dan memasuki wilayah Korea Utara. Langkah simbolis tersebut mendapatkan banyak tepuk tangan dari mereka yang menyaksikannya hal itu secara langsung.
Setelah beberapa detik berada di sisi wilayah Utara, keduanya kembali ke wilayah Selatan, melanjutkan jadwal pertemuan yang akan berlangsung di Peace House. Kim Jong-un pun diberi hadiah karangan bunga oleh sepasang anak Lelaki dan perempuan.
Masing-masing anak itu mengenakan cardigan sebagai luaran, pin yang bergambar lambang persatuan Semenanjung Korea tersemat di dada mereka. Kedua anak ini berasal dari Daeseong-dong, sebuah desa yang berada di Zona Demiliterisasi.
Dalam perjalanan menuju Peace House, Kim Jong-un dan Moon Jae-in melakukan inspeksi pasukan dengan diiringi lagu tradisional dari Korea.
Setelah mereka tiba di Peace House, Kim Jong-un pun mengisi buku tamu. Ia menuliskan, “Sejarah baru akan dimulai dari sekarang, di titik awal sejarah era perdamaian”. Demikian ia tuliskan didalam buku tamu tersebut, pada hari Jumat (27/4/2018).
Dan saat di ruang pertemuan yang didesain sangat simbolis itu , Kim Jong-un sesuai laporan, dia mengatakan ingin mengadakan pembicaraan yang “jujur, tulus, dan tanpa tedeng aling-aling” juga mengharapkan KTT Korea Utara-Korea Selatan menghasilkan “hasil yang baik”.
“Saya berharap bisa menulis babak baru di antara kita, ini merupakan titik awal bagi kita. Kita akan segera membuat permulaan baru,” ucap Kim Jong-un yang duduk berhadapan dengan Moon Jae-in.
“Butuh waktu hingga 11 tahun untuk mewujudkan momen yang bersejarah ini. Saya bertanya-tanya, mengapa butuh waktu yang sangat lama untuk bisa berjalan di sini. Melalui pertemuan hari ini, saya harap kita tidak akan kembali ke titik sebelumnya dan tidak akan ada lagi pengulangan nonimplementasi dari apa yang kita setujui ini,” jelas pemimpin Korea Utara itu mengacu pada kegagalan kerja sama untuk Korut Korsel berdamai.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Setnov Menjadi Saksi, Bimanesh Selesai!! |
Amien Menghujat Jokowi Lagi dan Lebih Sadis!! |
Jokowi Pengaruhi Saham Indonesia di Bawah Kepemimpinannya |
“Saya harap kita dapat mewujudkan harapan banyak orang,” imbuhnya.
Sebelumnya, menurut pendapat Reuters, tim keamanan Korea Utara melakukan penyisiran demi menjamin keamanan Kim Jong-un. Mereka juga dikabarkan menyemprotkan apa yang tampaknya disinfektan di udara, di kursi, dan di buku tamu.
Pembicaraan yang lebih substantif dilakukan di balik pintu tertutup di dalam sebuah ruangan yang khusus dipugar untuk melakukan pelaksanaan KTT Korea Utara-Korea Selatan. Kedua pemimpin itu duduk terpisah di sebuah meja oval berdiameter 2.018 milimeter yang mengacu pada tahun pertemuan bersejarah mereka itu. Mereka duduk berdua di kursi yang sandarannya menampilkan desain semenanjung Korea.
Dalam sebuah momen yang sangat cair, Kim Jong-un menunjukkan mi ala Korea Utara yang telah dibawanya sebagai menu untuk disajikan dalam jamuan makan malamnya dengan Moon Jae-in. Dia bahkan sempat bercanda dengan mengatakan, sulit membawa mie jauh-jauh dari Pyongyang. Namun tak lama dari itu, ia melirik ke arah saudarinya, Kim Yo-jong dan mengatakan, “Mungkin saya tidak seharusnya mengatakan (Pyongyang) itu jauh”.
Sebenarnya, kemauan Korea Selatan untuk bernegosiasi dengan Korea Utara bukan merupakan sesuatu yang bisa mengejutkan, mengingat Moon Jae-in yang berasal dari Partai Demokrat memang telah lama mendukung perdamaian antar kedua negara tersebut.
Merespons pertemuannya dengan Kim Jong-un, dia mengatakan bahwa seluruh dunia sedang menyaksikan “musim semi” yang telah tiba di Semenanjung Korea saat ini. Ia juga menggambarkan pertemuannya dengan Kim Jong-un sebagai “kesempatan” dan “beban”.
“Orang-orang di seluruh dunia memiliki harapan yang tinggi,” ucap Moon Jae-in, yang telah terpilih sebagai presiden pada Mei 2017 dan ia telah berjanji untuk meredakan krisis nuklir yang semakin meningkat di Semenanjung Korea.
“Kunjungan Anda menjadikan garis demarkasi militer sebagai simbol perdamaian, bukan sebagai perpecahan. Saya berterima kasih banyak atas keberanian Anda. Dialog dan pembicaraan kita hari ini akan sangat terbuka. Kita akhirnya akan memiliki dialog yang belum dapat kita miliki selama satu dekade terakhir,” tambahnya.
Rincian pembicaraan keduanya belum diketahui dengan jelas mengenai Korut Korsel Berdamai yang mengejutkan dunia.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan Korut Korsel Berdamai kriminal kuliner news olahraga otomotif Politik teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video wisata