Sejarah Ucapan Minal Aidin Wal Faizin yang Sering Diucapkan Umat Muslim Pada Saat Idul Fitri
Indoharian – Sejarah Ucapan Minal Aidin Wal Faizin yang dimana biasa terdengar setiap kali menyambut hari Idul Fitri Sudah yang menjadi tradisi pada saat Idul Fitri, umat Islam Tanah Air akan saling meminta maaf satu sama lainnya. Mereka akan saling berkunjung ke tempat keluarga, kerabat, sahabat, hingga tetangga terdekat.
Satu sama lain saling untuk berjabat tangan dan mengucapkan “Minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.”
Sejarah ucapan Minal aidin wal faizin merupakan petikan dari bahasa Arab. ‘Aidin yang berasal dari kata ‘aidu yang artinya kembali. ‘Aidin merupakan bentuk fail (pelaku) yang telah menjadi jamak mudzakkar salim. Sementara, “aidin” dapat yang diartikan “orang-orang yang kembali”, sementara, “al faizina” yang diambil dari kata
kerja (fiil) faza. Seperti halnya juga “al ‘aiduna,” “al faizina” juga menjadi jamak mudzakkar salim yang berarti “orang-orang yang telah menang”.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Sedih Banget 5 Publik Figur ini Rayakan Lebaran Dalam Sel |
Iqlima Kim Ngaku Dilecehkan Pengacara Hotman Paris |
Heboh! Baju Anies Presiden 2024 Menjadi Sorotan Publik |
Pengertian “jamak mudzakkar salim” adalah bentuk kata yang menyatakan untuk lebih dari satu dalam bentuk yang selamat dari perubahan pada struktur pokoknya dan yang menunjukkan arti laki-laki, disebut salim karena penanda adanya perubahan berupa imbuhan akhir atau sufiks sehingga disebutkan salim, salim yang berarti ‘selamat atau utuh’. Ucapan “minal aidina wal faizin”, ternyata yang merupakan petikan dari lantunan syair pada masa Andalusia. Andalusia adalah sebuah komunitas otonomi bangsa Spanyol. Andalusia adalah wilayah otonomi paling padat penduduknya dan kedua yang terbesar dari 17 wilayah yang membentuk Spanyol. Ibu kotanya adalah Sevilla.
Shafiyuddin al-Huli yang merupakan penyair membawakan sebuah syair yang mengisahkan dendangan tentang kaum wanita pada hari raya. Petikan dari salah satu syairnya tersebut terdapat kalimat “Ja’alna minal ‘aidina wal faizina (jadikanlah kami dari orang-orang yang menang dan orang-orang yang sangat beruntung).” Sejarah Ucapan tersebut memiliki sejarahnya sendiri, terutama tentang terkait Perang Badar, perang yang antara antara umat Islam melawan Quraisy. Dilansir dari berbagai sumber, dalam sejarah umat Islam, perayaan Idul Fitri yang pertama kali adalah pada tahun 624 Masehi atau tahun kedua hijriah. Waktu tersebut yang bertepatan dengan selesainya Perang Badar yang dimenangkan oleh kaum Muslimin.
Perang Badar sendiri terjadi pada 17 Ramadan dan pasukan Rasulullah hanya yang berjumlah sedikit dibandingkan jumlah musuh. Namun berkat perlindungan dan bantuan Allah SWT, Perang Badar yang bisa dimenangkan oleh Rasulullah dan para pasukan yang mengikutinya. Kemenangan Perang Badar lantas langsung dirayakan secara yang
besar-besaran, sebagai bentuk wujud syukur kepada Allah SWT. Dari kemenangan inilah, munculnya ungkapan “Minal ‘Aidin wa Faizin” yang versi lengkapnya, adalah “Allahummaj ‘alna minal ‘aidin walfaizin” yang artinya adalah “Ya Allah, jadikanlah kami yang termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan akan
mendapatkan kemenangan.”
Pada perayaan Idul Fitri pertama ini, kaum muslimin telah merayakan dua kemenangan perdana. Adalah pencapaian yang ritual puasa Ramadan setelah berjuang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, sekaligus keberhasilan dalam Perang Badar.
Peristiwa Penting
Perang Badar merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting yang terjadi di bulan Ramadhan di masa awal perkembangan ajaran Islam. Untuk kaum muslimin, Ramadan bukanlah bulan suci semata, karena di bulan ini seluruh umat Islam yang harus menahan diri dari rasa lapar, haus, dan juga bisa menahan emosi. Hadis Nabi Muhammad SAW pun diturunkan yang isinya: “Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik lagi, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.” Idul Fitri yang memiliki makna yang berkaitan sangat erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa. Kata Id yang berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali sedangkan untuk fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci. Fitri sendiri berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar dan berdasar hadis Rasulullah SAW.
Makna Idul Fitri
”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada saat hari raya Idul Fitri tanpa yang makan beberapa kurma sebelumnya.” Dalam Riwayat lain: “Nabi SAW hanya makan kurma dalam jumlah ganjil.” (HR Bukhari). Dengan demikian, makna Idul Fitri adalah hari raya pada saat umat Islam kembali berbuka atau makan. Karena itu adalah salah satu sunnah sebelum yang melaksanakan shalat Idul Fitri adalah untuk makan atau minum walaupun sedikit. Ini menunjukkan bahwa hari raya idul fitri 1 syawal adalah waktunya untuk berbuka dan haram untuk berpuasa. Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang diartikan “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan yang didasari iman dan semata-mata karena hanya mengharap ridho Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alayh). Barangsiapa yang salat malam di bulan Ramadan dengan yang didasari iman dan semata-mata karena hanya mengharap ridho Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (Muttafaq ‘alayh). Dengan demikian, Idul Fitri bisa yang berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, atau keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian atau fitrah, demikianlah asal usul Sejarah Ucapan Minal Aidin Wal Faizin.
Sumber : liputan6
Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com