PDIP Akan Mengungkapkan Siapakah Cawapres Jokowi Setelah Pilkada 2018 Usai
Indoharian – Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya akan benar-benar membahas tentang Siapakah Cawapres Jokowi usai Pilkada Serentak 2018 pada Juni 2018 mendatang.
Menurutnya, usai penyelenggaraan Pilkada, maka momentum selanjutnya adalah pencalonan capres dan cawapres yang akan digelar pada awal Agustus 2018.
“Momentumny ada di setelah pilkada serentak. Dari situ, para petinggi dan pemimpin akan melakukan pembahasan secara komprehensif,” ujar Sekjen PDIP itu.
Proses saat ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan melakukan komunikasi secara intens melalui banyak forum dengan partai-partai politik lainnya.
Selain itu, merkea terus membahas kemungkinan persaingan yang sengit saat pemilu 2019.
Dengan begitu, PDI Perjuangan dapat menentukan Siapakah Cawapres Jokowi.
“Proses di internal saat ini adalah diskusi mengenai saingan pak Jokowi siapa? Agar kita juga bisa menentukan strategi kedepannya,” kata Hasto Kristiyanto.
Wasekjen PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga menjelaskan hingga hari ini belum ada nama-nama baik dari internal partai, maupun eksternal yang serius di godok oleh Partai Demokrasi Indonesia itu.
Begitu juga dengan partai-partai politik pendukung yang belum menyerahkan nama-nama secara resmi untuk dipertimbangkan.
“Belum ada sampai sekarang, masih yang beredar saja, masih ada beberapa bulan untuk menentukan pendamping pak Jokowi,” tutur Eriko.
Bagi PDI Perjuangan, yang terpenting dihari ini adalah menyamakan kriteria dengan partai politik lainnya, tiga kriteria yang diingikan oleh PDIP adalah kecocokan dengan Jokowi memiliki elektabilitas tinggi, serta mewakili representasi masyarakat Indonesia.
“Ketiga kriteria ini harus disamakan dulu,” kata Wasekjen.
Mengenai teknis pengambilan keputusan, PDI Perjuangan sudah menyerahkan seluruhnya kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.
Tapi tidak serta merta mendominasi seluruhnya.
“Apakah kemudian keputusannya, bersama-sama partai lain, itu juga sedang kami bahas,” lanjutnya.
Partaipun enggan mengkotak-kotakan latar belakang calon wakil presiden berdasarkan latarbelakang semata.
Yang terpenting adalah telah memenuhi tiga syarat tersebut.
Direktur Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, siapapun yang menjadi calon wakil presiden dapat mengerti masalaj ekonomi, setidaknya gambaran umum kondisi saat ini.
Alasannya, dari seorang pemimpin lah kebijakan dan arah ekonomi Indonesia dipertaruhkan.
“Di balik semua kriteria yang diinginkan partai politik, setidaknya harus mengerti soal ekonomi saat ini,” ungkap Direktur Core Indonesia.
Cawapres juga diharapkan mampu untuk tidak hanya memikirkan masalah keungan negara, tetapi juga mampu untum mengembangkan industri manufaktur di Indonesia.
Hal ini menurutnya penting, ketimbang hanya membangun infrastruktur tanpa konsep yang jelas.
Pengembangan industri juga merupakan satu cara untuk meningkatkan ekonomi diatas 5%.
Menurut Faisal semua itu ada didalam diri Airlangga Hartarto.
Alasannya, Airlangga dianggap mampu dan memiliki kapasitas dibanding menteri-menteri sebelumnya.
“Relatif lebih banyak secara teknis dan juga kapasitas beliau dibanding dengan menteri yang sebelumnya,” kata Faisal.
“Akan jauh lebih baik, agenda peningkatan industri manufaktur di Indonesia, dipimpin oleh wakil presiden dan akan diikuti oleh kementerian dibawahnya, jadi harus memilih Siapakah Cawapres Jokowi yang pantas untuk mendampingi beliau,” tandasnya.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan Politik Siapakah Cawapres Jokowi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video