Viral Bisnis Raffi & Kaesang Banyak Tutup Permanen

173 views
Mantratoto

Banyak Yang Berguguran, Apa yang Salah dari Bisnis Raffi & Kaesang?

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comx

Indoharian – Belakangan ini, Bisnis Raffi & Kaesang menjadi sorotan publik karena banyak yang tutup secara permanen. Setidaknya terdapat ada 4 bisnis kuliner Kaesang Pangarep dan 7 bisnis Raffi Ahmad yang mengalami gulung tikar. Kegagalan keduanya menjadi suatu bukti bahwa popularitas tidak menjamin suatu kesuksesan dalam berbisnis. Dalam menjalankan bisnis pasti akan ada pasang surutnya.

Tidak hanya modal, dibutuhkan juga sebuah strategi yang matang agar bisnis tetap bisa bertahan dan terus berkembang.

Lantas apakah yang salah dari Bisnis Raffi & Kaesang?

Fomo
Pakar Marketing dan Managing Partner Inventure Yuswohady menilai sebagian besar bisnis artis hanya berupa fomo atau mengikuti suatu tren saja. Menurutnya, banyak sekali artis yang mengikuti tren bisnis sebagai tempelan dan untuk menaikkan popularitasnya.

“Artis ini kebanyakan bisnisnya yang hype seperti yang lagi hype resto apa atau makanan apa. Dulu grepek, sekarang geprek udah nggak begitu populer lagi, ambil lagi yang lain. Nyari terus dari satu bisnis ke bisnis berikutnya. Dari satu hype ke hype berikutnya. Akhirnya, enggak akan pernah sustain,” ujarnya kepada awak media, hari Minggu (17/9/2023).

Kompetensi (Skill) dan Ketekunan
Yuswohady mengatakan tidak semua artis yang mempunyai sifat businessman. Dalam berbisnis juga dibutuhkan suatu kemampuan dalam mengelola bisnis tersebut.

“Dia harus mempunyai skill atau suatu kompetensi. Misal punya bisnis resto mulai dari supply chain, pembelian barang, bagaimana untuk menyusun, menu bagaimana marketing, bagaimana treat karyawan biar enggak keluar-keluar ada ilmu, butuh skill,” katanya.

Selain kompetensi, Yuswohady juga menilai kualitas seorang pengusaha kualitas seorang pengusaha dilihat dari ketekunan untuk berbisnis dalam jangka waktu yang panjang dan tidak menyerah saat bisnis dalam di ujung ambang kebangkrutan.

“Kedua, ketekunan. Kadang-kadang dia belum mempunyai skill, tapi dia tekuni terus akhirnya skill bisa terakuisisi gitu. Bisnis itu  kuncinya ketekunan. Kualitas seorang entrepreneur itu ketekunan dalam waktu yang panjang, bukan cuma hanya tiga bulan, enam bulan, setahun. Skill-nya jago pun kalau nggak istiqomah, nggak kerja keras, enggak tekun dalam jangka panjang, maka bisnis juga akan luruh, akan menguap,” jelasnya.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Ini Kata Joko Widodo Soal Data Intelijen Soal Parpol</span
RPTRA Kalijodo Diperbaiki, Begini Janjinya Heru Budi
Demokrat Tolak Ajakan PKS, Di Tolak Dengan Halus</span

Kualitas dan Keunikan
Menurut Yuswohady, popularitas artis memang menjadi suatu faktor pendukung dalam menjalankan sebuah bisnis. Namun, ada juga beberapa faktor jauh yang lebih penting agar konsumen bisa untuk tertarik, yakni kualitas produk, inovasi produk, dan kepuasaan konsumen.

“Jadi, sebenarnya pengaruh dari artis yang brand-nya kuat bukanlah faktor yang terpenting. Yang terpenting adalah product quality, product innovation, di layanannya. Beli bukan karena melulu artisnya apalagi artisnya udah lalu. Jadi kuncinya tetap di produk,” tuturnya.

Hal ini juga disetujui oleh Pakar Pemasaran sekaligus Founder and Chairman MCorp Hermawan Kartajaya. Menurutnya banyak sekali orang yang mengira dengan branding berasal dari tokoh terkenal atau pengikut banyak di sosial media membuat bisnis berjalan dengan kuat. Yang paling penting dalam bisnis adalah bagaimana membuat keunikan atau diferensiasi yang kuat dari pesaing lainnya.

“Diferensiasi itu artinya pembeda, unik. Nggak usah jadi yang terbaik, nggak usah jadi yang bagus dari kompetitor, yang penting kamu mempunyai suatu keunikan. Makanya, itu keunikannya apa, bukan cuma murah, bukan cuma terkenal,” katanya.

Dia menambahkan diferensiasi bisa dengan dua cara. Pertama, diferensiasi konteks berupa cara yang bisa membuat konsumen semakin tertarik, misalnya tampilan kemasan atau dekorasi restoran. Kedua, diferensiasi konten berupa produk atau jasa apa yang bisa ditawarkan kepada konsumen, seperti menu yang berbeda.

“Diferensiasi bisa konten bisa konteks. Kalau konteks kan oh ini punyanya Raffi Ahmad punyanya Kaesang, konten kan itu betul-betul makanan ini bedanya dimana. Kalau cuma populer tok nggak bisa, tapi beberapa Bisnis Raffi & Kaesang memang berhasil. Ada diferensiasi misal ada Beach Club di Padang, itu punya Raffi Ahmad. Saya pernah pergi, kan itu unik,” imbuhnya.

sumber : detik

 

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply