Lipi Respons Corona Bermutasi Lebih Lambat Di Bandingkan Dengan Penyakit Flu Yang Musiman
INDOHARIAN.COM – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan alasan virus corona (SARS-CoV-2) penyebab Corona bermutasi lebih lambat dibandingkan flu musiman karena ukuran genom yang lebih besar dibandingkan virus penyebab flu musiman.
Hasil studi dari University of California menyatakan Corona bermutasi lebih lambat dibandingkan dengan flu musiman yang disebabkan oleh virus Influenza dan sejumlah virus lain.
Semakin panjang ukuran genom maka akan semakin rendah mutation rate-nya. Sebagai perbandingan, ukuran genom SARS-CoV-2 isolate Wuhan Hu-1 adalah 29903 basa sedangkan ukuran genom H1N1 influenza virus adalah kurang dari setengahnya, yaitu sekitar 13500 basa, kata Sugiyono, Pada hari Rabu (15/4).
Sugiyono lebih lanjut menyatakan pada umumnya, virus yang memiliki material genetik berupa RNA memiliki mutation rate yang tinggi dibandingkan dengan DNA virus atau dibandingkan dengan organisme lain seperti bakteri dan protozoa.
Di antara RNA virus, virus corona sebetulnya cenderung lebih lambat mutasinya dibandingkan dengan virus influenza, tutur Sugiyono.
SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya |
Gotze Tinggalkan Dortmund |
Jokowi Lantik Wagub DKI |
tersangka Menolak Jenazah Corona |
Vaksin Lebih Efektif
Sugiyono menyampaikan lebih lambatnya mutasi SARS-CoV-2 ini adalah kabar baik untuk melakukan pengembangan vaksin dengan tingkat efektivitas yang lebih cepat. Peneliti tidak perlu terlalu cepat memodifikasi vaksin untuk mengikuti mutasi SARS-CoV-2.
Lebih lambatnya mutasi SARS-CoV-2 tersebut memang disebut sangat potensial untuk melakukan pengembangan vaksin dengan efektivitas yang lebih tahan lama, paling tidak dibandingkan dengan virus influenza, ujar Sugiyono.
Sugiyono menyampaikan pada virus influenza vaksin akan ditinjau dalam jangka waktu tertentu agar tingkat efektivitas tetap terjaga. Jika tingkat efektivitas turun, maka vaksin itu harus diperbarui agar antibodi dapat memblokir virus.
Sebetulnya sebagian besar mutasi yang terjadi bersifat netral atau tidak memiliki efek apa pun. Akan tetapi, ada mutasi yang menyebabkan perubahan pada protein virus sehingga virus tidak lagi dapat dihambat secara efektif oleh antibodi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa manusia bisa terinfeksi influenza virus lebih dari sekali.
Apabila fungsinya turun, vaksinnya perlu diperbarui untuk antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi dapat memblokir strain virus yang mungkin sudah mengalami mutasi. Virus influenza dapat menghindari sistem kekebalan tubuh inang karena terus mengalami evolusi antigenik akibat seringnya mutasi yang terjadi, ujar Sugiyono.
Corona bermutasi, Sebelumnya, berdasarkan data yang ada ini, virus corona SARS-CoV-2 bermutasi jauh lebih lambat daripada flu musiman. SARS-CoV-2 memiliki tingkat mutasi kurang dari 25 mutasi per tahun, sedangkan flu musiman memiliki tingkat mutasi hampir 50 mutasi per tahun atau empat kali lebih cepat dari SARS-CoV-2.
Sumber: CNNindonesia.com
Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Corona Bermutasi Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com