Beruang Madu Serang Manusia, Merasa Anaknya Terancam
IndoHarian – Sarin berusia 50 tahun, warga Dusun Batu Aji Desa Kayu Ajaran Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu Selatan hampir tewas. Petani kelapa sawit ini bersimbah darah setelah duel melawan seekor Beruang Madu betina yg melindungi anaknya.
Sarin yg tengah berjalan menuju pondok “ramuan” atau pondok peristirahatan yg berjarak kurang lebih 500 meter dari kantor Babinsa Koramil Ulu Manna tersebut berserobok dengan beruang betina setinggi lebih dari 2 meter bersama 1 ekor anaknya. Karena jarak yg sangat dekat, beruang langsung menyerang Sarin dan terjadilah duel yg tak seimbang.
Sambil berteriak minta pertolongan, Sarin terus berusaha menangkis serangan beruang madu tersebut. Kalah tenaga dan tanpa alat bantu, Sari lalu tumbang dan menjadi bulan – bulanan sang Beruang.
Warga yg datang setelah mendengar teriakan Sarin bersama aparat TNI langsung menghalau beruang bersama anaknya menggunakan bunyi – bunyian. Sarin yg tergeletak dgn luka robek pada bagian kepala, wajah, pelipis dan dahi serta mengalami patah tulang tangan dilarikan ke Puskesmas terdekat.
Alimin, warga Desa Kayu Ajaran menuturkan, karena luka yg diderita sangat parah dan kondisi Sarin tak sadarkan diri karena banyak kehilangan darah. Warga langsung membawa korban ke RS Hasannudin Damrah Bengkulu Selatan.
“Telah dilakukan tindakan operasi,” tutur Alimin
Kepala Resort Balai Konservasi Smuber Daya Alam Kabupaten Bengkulu Selatan, Rinjuan Windi Adi menuturkan, pihaknya bersama warga dan TNI telah melakukan pengusiran beruang itu ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Saat ini, beruang itu telah masuk jauh ke dalam hutan masyarakat diminta tetap harus waspada.
“Beruang Madu merupakan hewan yg dilindungi negara, jadi tindakan kami hanya melakukan pengusiran dan tidak dapat dibunuh,” ujar Windi.
Beruang yg memiliki anak yang baru lahir, ucap Windi memang memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi. Demi melindungi anaknya yg masih kecil, terkadang sang induk rela berpisah dari kawanan utk menghindari bentrok. Bila bertemu binatang lain bahkan manusia, sang induk dipastikan akan langsung menyerang.
“Sangat sensitif dan over protektif,” tutur Windi.
Kepala BKSDA wilayah Bengkulu dan Lampung, Abu Bakar menuturkan, saat ini pihaknya akan terus memantau pergerakan dari beruang dan Harimau Sumatera yg hidup di dalam kawasan Taman Nasional. Saat ini, habitat kedua hewan dilindungi tersebut terus tergerus aktivitas penebangan liar.
Kondisi inilah yg memicu Beruang dan Harimau Sumatera sering turun gunung krn cadangan makanan yg ada di taman nasional terus menipis. Kasus beruang masuk kampung ini bukan yg pertama.
Tercatat pada tahun 2016 hingga pertengahan 2017 ini telah ada 28 kasus. Dari angka tersebut, lebih dari lima kasus, terjadi bentrok dengan manusia.
“Jika mereka nyaman di habitatnya, tak mungkin mereka masuk ke kampung, jadi tolong hentikan aktivitas yang dapat merusak hutan sebagai tempat berkembang biaknya beruang madu dan hewan lainnya,” kata Abu Bakar.
Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate
aktor aktris Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Beruang Madu Foto Indoharian kesehatan kriminal kuliner news olahraga otomotif Politik teknologi Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video wisata