Bagaimana Sejarah Perayaan Hari Bacang atau Bakcang day Yang diperingati tiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek

Perayaan Hari Bacang atau Bakcang day

Indoharian – Bakcang Day atau perayaan hari sembahyang bacang yang diperingati setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek/Yinli/Nongli/Lunar. Pada 2022, hari bacang jatuh pada tanggal 3 Juni 2021. Di Indonesia ada beberapa nama untuk menamakan perayaan upacara adat istiadat ini, di antaranya adalah Sembahyang Bacang dan Pehcun (Pekcun).

“Bakcang atau bacang adalah dua jenis yang kata yang kita kenal sehari-hari, sama seperti pula kata pekcun dan pehcun,” kata Guru Besar Studi China Universitas Indonesia Hermina Sutami. Menurutnya, kedua bunyi itu bisa dilafalkan sesuai dengan daerah di Indonesia, tetapi karakter Han nya yang tidak berubah.

“Tidak ada nama resmi, bergantung dari daerahnya masing-masing. Hari sembahyang bacang atau bakcang day jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek/Yinli/Nongli/lunar atau tanggal 3 Juni 2021,” ucap Hermina.

Menurut Hermina, upacara sembahyang bacang pada tanggal 5 bulan 5 sudah yang dilaksanakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa penganut ajaran Konghucu di Nusantara semenjak zaman penjajahan Belanda sampai dengan sekarang. “Inti upacara tersebut adalah untuk menyajikan makanan bacang di meja altar untuk sembahyang leluhur, bukan untuk dewa yang bersemayam di rumah yang bersangkutan. Kekhasan sembahyang tersebut adalah hanya menyajikan bacang, tidak ada makanan lain,” kata Hermina. “Setelah selesai sembahyang, anggota keluarga baru yang boleh menikmati bacang yang disembahyangkan tadi,” lanjutnya.

Pada Zaman Dinasti Zhou adalah dinasti yang sudah berdiri sebelum dinasti Qin yang berdiri pada abad Masehi dengan kaisar pertama yang terkenal, yaitu Qin Shi Huangdi atau The First Emperor. “Pada masa akhir zaman dinasti Zhou ini, negara yang terpecah belah dan menyisakan sebanyak 7 negara yang kuat. Kerajaan Qin merupakan kerajaan terkuat dan mau mengambil 6 kerajaan lainnya,” kata Hermina.

Qu Yuan atau Kut Goan, nama yang dikenal oleh peranakan keturunan Hokkian di Indonesia adalah seorang penasihat kaisar kerajaan Chu. Kut Goan menasihati raja Chu agar bisa untuk bergabung dengan 5 kerajaan lain untuk menghadapi kerajaan Qin. Namun, nasihat Kut Goan tidak yang digubris oleh raja, bahkan ia yang disingkirkan. Selama pengasingannya ia merasakan sangat sedih hingga berakhir bunuh diri di sungai
Miluo pada bulan 5 tanggal 5. Penduduk yang bersimpati kepada Kut Goan akhirnya mencari jenazahnya menggunakan banyak perahu, tetapi yang tidak menemukannya. Karena khawatir ikan, udang, dan hewan lainya akan bisa memakan jasad Kut Goan, mereka pun memberi makan hewan air tersebut dengan makanan bacang.

“Versi cerita Bakcang Day yang lain mengatakan bahwa bacang yang dibungkus dengan daun bambu yang berbulu halus (miang) dan juga memiliki sudut-sudut lancip untuk mencegah hewan laut untuk memakan bacang yang akan diberikan kepada Kut Goan,” ujar Hermina. Itulah alasan mengapa pada hari itu ada lomba perahu naga.

Perkembangan bentuk bacang
Bacang yang berisi nasi ketan dan dibungkus sedemikian rupa sehingga memiliki sudut-sudut lancip yang sulit digigit oleh ikan. Di Indonesia bacang dijumpai dengan berbagai ragam bentuk, tidak hanya berupa limas saja, melainkan ada juga yang berbentuk persegi panjang. “Isinya pada umumnya adalah daging babi dan daging ayam yang dimasak dengan kecap, bisa juga diberi telur asin, jamur untuk menambah kelezatannya,” ucap Hermina.

Sumber : kompas

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

« Previous Post

Pique Ketahuan Selingkuhi Shakira, Ini Kronologinya

Next Post »

Pujian Surya Paloh Menyebut Erick Thohir sebagai tokoh muda nasional yang bakal bersinar

Author: indo

Related Post