Adu Kuat PKS-Gerindra Dalam Memperebutkan Kursi Wagub DKI

Indoharian – Adu Kuat PKS-Gerindra Di Pemilihan Wagub DKI, Siapa Menang?

INDOHARIAN.COM – Seorang Ketua Dewan Pengurus Pusat Gerindra Ahmad Riza Patria dan juga adu kuat PKS-Gerindra dan juga Nurmansyah Lubis sudah resmi ditunjuk menjadi seorang dua kandidat calon wakil gubernur DKI Jakarta Keduanya juga resmi diumumkan kepada publik dan juga menanti dipilih dari DPRD guna mendampingi seorang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di sisa 2 tahun masa waktu jabatan dirinya.

Kedua nama tersebut resmi menyudahi tarik ulur antara PKS dan juga Gerindra sejak Sandiaga Uno mundur dari kursi wagub pada 28 Agustus 2018 guna untuk maju di Pemilu 2019.

Seorang pengamat politik yang berasal dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno sangat memastikan siapapun yang sudah terpilih adalah hasil dari lobi fraksi yang juga di tingkatan parlemen. Gerindra, secara politik dan dianggapnya sangat unggul di atas kertas.

Setidak itu, ucap seorang Adi, ada beberapa faktor yang juga membuat peluang Riza dan juga Gerindra makin besar untuk mendapatkan kursi Wagub DKI dari pada adu kuat PKS-Gerindra. Faktor pertama, ucap seorang Adi, seluruh kandidat Wagub milik PKS juga sudah diganti. Dirinya juga sangat menilai dengan diajukannya dua nama kandidat tersebut baru para calon wagub DKI adalah kekalahan pertama bagi seorang PKS.

“PKS telah kalah 1-0 dari sini,” ucap dirinya, pada hari Senin (27/1/2020).

Diketahui lagi, sebelum dua nama tersebut timbul, PKS pertamanya yakin jatah kursi wagub DKI memang milik partai dirinya. Akan tetapi, dua nama yang juga sebelumnya yang diusung, Agung Yulianto dan juga dan Ahmad Syaikhu terhempas. Padahal kedua dirinya tersebut juga telah menjalani rangkain tes di dalam DPRD sampai sowan ke fraksi sana-sini.

Faktor selanjutnya ialah keluwesan lobi-lobi antarfraksi di DPRD. Adi menilai letak pertarungan antara Gerindra dan juga PKS ialah meyakinkan sebanyaknya fraksi lain yang juga duduk di dalam DPRD DKI. Diketahui, mekanisme pengisian Wagub DKI yang kosong tersebut juga diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 masalah Pemilihan Kepala Daerah.

Aturan tersebut juga mengharuskan partai pendukung Anies Baswedan dan juga Sandiaga Uno harus terlebih dahulu sangat meminta dua nama calon wagub guna untuk dikirim ke DPRD DKI melalui surat permohonan dari Gubernur. Proses pemilihan yang sudah dilakukan sesuai perubahan di Gedung Parlemen Jalan Kebon Sirih.

“Jadi yang bisa menentukan kalah dan menang adalah lobi-lobi institusi, lobi-lobi fraksi dan partai. Pertarungannya di situ,” ucap dirinya.

Adi juga sudah memprediksi kedua partai itu pasti akan mengapitalisasi modal yang dimilikinya untuk meraih simpati di dalam fraksi DPRD. Gerindra, ucap dirinya, akan mengapitalisasi sentimen ‘koalisi pemerintahan Jokowi’ di dalam tingkat nasional guna untuk meraih simpati fraksi-fraksi dalam DPRD DKI Jakarta.

Manuver tersebut juga digunakan supaya fraksi-fraksi pengusung Jokowi di dalam DPRD semacam PDIP, PKB, PSI, Golkar, Nasdem, dan juga PPP untuk mengusung Riza.

“Maka partai-partai pendukung penerintah ikut dalam sentimen itu,” ucap dirinya.

Berbeda lagi dengan seorang Gerindra, dari sisi lain PKS juga akan sedikit kewalahan kalau ingin mendapatkan dukungan dari fraksi DPRD kalau memakai sentimen itu. Dirinya jgua sangat menilai adu kuat PKS-Gerindra juga masih memiliki modal personalitas kandidat yang cukup kuat dalam diri Nurmansyah.

Sumber: CNNIndonesia

adu kuat PKS-Gerindra Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

« Previous Post

Ojol Maxim Respons Kominfo: Jangan Blokir Kami Pak!

Next Post »

KPK Periksa Arief Budiman, Terkait Kasus Suap Harun Masiku

Author: TRAVEL

Related Post