Apa Maksud Anies-Sandi Mengatasnamakan PRIBUMI

1196 views
Mantratoto

 Pidato Anies-Sandi Mengatasnamakan Pribumi Di Pelantikan Gubernur DKI Di Istana Negara

Alam dan Entertainment News ,Berita Dunia Terbaru ,Berita hari ini ,Berita Indonesia Terbaru ,Berita Terkini ,berita terupdate Foto ,Indoharian kesehatan ,Politik ,Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com ,Ulasan Teknologi ,Video

Apa Maksud Anies-Sandi Mengatasnamakan PRIBUMI

 

IndoHarian – “Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, sekarang telah merdeka, saatnya sekarang menjadi tuan rumah di tanah air sendiri!” tegas Anies-Sandi mengatasnamakan pribumi.

Anies juga mengambil beberapa kata pepatah Madura ‘etk s atellor ajm s ngremm’, “Jangan sampai Jakarta seperti itik yang bertelor, ayam yang mengerami,” Intinya adalah mengingatkan agar warga Jakarta bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.

Ini adalah pidato pertama dari Gubernur DKI yang baru, Anies-Sandi. Kebanyakan yang namanya pidato pertama yang memang selalu dinanti setiaporang. Dari pidato pertama akan menunjukan sikap dan arah kebijakan dari seorang pemimpin itu.

Semua neagara tau bagaimana situasi masyarakat Jakarta pada Pilkada DKI. Dan begitu banyak juga pengamat yang mengatakan sebagai pilkada terburuk sepanjang sejarah karena diwarnai dengan isu SARA yang begitu keras untuk memecah bangsa ini. Akhirnya membuat masyarakat terpecah belah. Sehari masuk dalam acara pelantikan terdengar kabar isu yang sudah tidak enak didengar. Anies mengungkapkan keinginannya untuk kembali menyatukan warga DKI yang terpecah belah  akibat pilkada. Sesuatu yang patut direnungi oleh semua pihak. Akan tetapi ternyata hari ini masyarakat indonesia tiba tiba dikejutkan oleh isi dari pidato Anies tersebut.

Pidato Anies-Sandi mengatasnamakan pribumi banyak memicu pertanyaan dari berbagai pihak :

Pertanyaan pertama : Siapa ‘kata pribumi’ yang dimaksud? Penghuni atau suku asli di Indonesia. Jadi Arab, Cina, dan India tidak termasuk. Atau mereka yang lahir dan berbudaya Indonesia juga dianggap sebagai pribumi?

Pertanyaan kedua : Siapa yang menindas dan mengalahkan pribumi di Jakarta? Intinya dalam hal ini adalah lawan kata pribumi yaitu non pribumi. Siapa mereka, apakah Arab, Cina, atau India? Kita tahu ketiganya memiliki populasi yang cukup besar di Jakarta.

Dan bisa juga yang menindas itu suku-suku di luar Betawi. Kenyataan memang tanah dan jabatan-jabatan lebih banyak dikuasai mereka yang bukan Betawi. Bisa Jawa, Sunda, Batak, Padang dan lain-lain.

Oleh karena itu dengan menggunakan kata ‘kini’ yang menunjukan perpecahan kepada semua masyarakat indonesia. Anies sudah memutuskan dengan jelas batasan antara periode Anies-Sandi dengan masa gubernur DKI sebelumnya. Yaitu masa jabatan Jokowi-Ahok, Ahok-Djarot, serta gubernur-gubernur sebelumnya. Mereka sudah membuat warga DKI tidak menjadi tuan atas tanah mereka sendiri.

Politik Jati diri Pribumi — Non Pribumi

Politik jati diri bukan mainan baru lagi. Di negara yang sudah maju sekali pun politik jati diri kadang dimainkan. Di Indonesia politik jati diri bukan barang baru. Politik jati diri bahkan merupakan kunci kemenangan di banyak pemilihan.

Contoh sebenarnya dari penerapan politik identitas adalah Pilkada DKI. Masyarakat dituntut untuk tidak lagi melihat program dan kinerja calon pemimpin. Tentu saja tentang isu-isu SARA yang memecah belah.

Sebenarnya agak tidak masuk akal Anies yang notabene mantan Mendikbud itu memainkan kembali politik jati diri. Padahal Anies sudah menjadi pemenang. Semua berharap Anies dapat merangkul semua warga DKI tanpa melihat agama dan etnis.

Pidato Anies pasti bukan pidato tanpa persiapan. Apakah ada rencana tersembunyi dibalik pidatonya tersebut?

Ingat tahun 2018 akan dilakukan pilkada serentak. Kesuksesan politik jati diri yang sudah teruji berhasil pada Pilkada DKI kemungkinan besar akan diangkat kembali. Isu-isu SARA akan menjadi amunisi paling tepat untuk menghancurkan NKRI dalam negara ini.

Sasaran selanjutnya bisa jadi Pilpres 2019. Apakah Anies akan ikut dalam Pilpres 2019 ? Kemenangan di Jakarta mungkin akan jadi teladan. Apalagi jika Anies sukses dengan program-programnya.

Di sisi lain, tinjauan menunjukan pada Ahok, yang beretnis Cina, berada di jajaran teratas untuk mendampingi Jokowi. Ahok dianggap memiliki prestasi, bersih, serta basis massa yang banyak secara nasional.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Waduh, Lagi-lagi Trump Dipanggil Pengadilan Karena Isu..
Hasyim: Tetap Saya Tunggu Janji Anies-Sandi Menghentikan Proyek Reklamasi
Anies Baswedan: Terima Kasih Pak Joko, Pak Ahok, dan Pak Djarot Selama Ini

 

Jika isu pribumi dan non pribumi terus dipertahankan maka Anies bisa menjadi ikon. Ikon ‘Sang Penghancur’, seorang yang menhancurkan NKRI dengan mengatasnamakan status pribumi sebagai pemilik sah negeri ini. Terutama bidang ekonomi yang selama ini dianggap dikuasai oleh non pribumi.

Sebenarnya masyarakat masih bingung, bagaimana bisa Anies mengangkat isu SARA ini. Karena disaat waktu lalu beredar foto mesra Anies bersama pengusaha-pengusaha Tiongkok. Anies ingin merangkul semua untuk pembangunan Jakarta.

Mengangkat politik jati diri sama saja membuat sebuah kemunduran. Bangsa Indonesia yang multi etnis dan berbagai agama itu harus lebih mengutamakan rasa nasionalisme. Tidak lagi bicara soal mayoritas dan minoritas. Terus terang politik jati diri ini berbahaya bagi generasi muda kita.

Karena terlihat dengan jelas hanya nasionalisme saja yang mempersatukan kita semua. Bangsa ini tidak akan terkoyak oleh ancaman dari luar maupun dari dalam jika persatuan kita kuat. Persatuan adalah modal utama kita untuk bisa mengejar ketertinggalan dari bangsa lain dan membuat kemajuan yang lebih hebat,yang dengan bukan menghancurkan sesama warga negara  indonesia dengan tidakan perbedaan antara sesama dan menggunakan isu SARA,dikarenakan sudah sangat terlihat jelas pemimpin yang menggunakan isu SARA menjadi Penghianat Bagi Negara nya sendiri.

Sebenarnya sangat amat bahaya jika isu-isu seputar SARA dimanfaatkan pihak-pihak tertentu. Sejarah sudah membuktikan bahwa bangsa kita sangat rentan jika terjadi perpecahan.

Jika  melihat sejarah kita, tidak ada satu golongan pun yang tidak melakukan perlawanan terhadap penjajah. Semua juga memberikan kontribusi pada pembangunan Indonesia. Semua etnis dan agama sama-sama mengharumkan nama Indonesia dalam berbagai bidang.

Dari kacamata yang lain, politik jati diri yang akan menjadi kebijakan Anies sebagai gubenur, dapat menjadi tantangan kedewasaan warga DKI yang multi etnis itu dalam membangun kotanya dan di harapakan seluruh warga indonesia terpancing dan tidak terpecah belah atas isi pidato Anies-Sandi mengatasnamakan pribumi.

 

Sumber : Indoharian | Berita Harian Indonesia Terbaru dan Terupdate

Alam dan Entertainment News Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Foto Indoharian kesehatan mengatasnamakan pribumi Politik Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Ulasan Teknologi Video

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply