Gawat! Penawar Covid-19 Belum Ditemukan, Ini Penjelasan Ahli

529 views
Mantratoto

Penawar Covid-19 Belum Ditemukan Dan Saat Ini Yang Di Jadikan Obat Kekebalan Tubuh Semantara Terapi Antibodi

Berita Indonesia Terbaru, Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Terapi Antibodi Jadi Penawar

Indoharian – Gawat! Penawar Covid-19 Belum Ditemukan, Ini Penjelasan Ahli

INDOHARIAN.COM – Ilmuwan pada Amerika Serikat saat ini telah mulai mengembangkan terapi antibodi jadi penawar pengobatan pasien terinfeksi virus corona karena penawar Covid-19 belum ditemukan.

Cara tersebut dilaksanakan terkait pemenuhan kebutuhan pengobatan yang saat ini berpeluang besar tersedia tahun ini dibandingkan vaksin yang diprediksi tersedia pada tahun depan.

Kendati demikian, antibodi adalah protein yang dibuat tubuh agar dapat melawan infeksi sebagai pengganti penawar Covid-19 belum ditemukan, pada fungsi kerjanya hanya bertahan satu atau dua bulan serta selanjutnya menghilang. Jauh dari keuntungan vaksin yang bekerja lebih lama.

Terapi antibodi juga segera dikhususkan agar dapat mengobati sementara populasi yang rentan, seperti lansia, pasien dengan komorbid serta tenaga kesehatan yang terpapar.

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (NIAID) Anthony Fauci menyebutkan terapi tersebut akan sangat penting untuk tubuh untuk perang melawan covid-19.

”Kini, kami mempunyai dorongan besar agar dapat mengembangkan antibodi monoklonal, plasma pemulihan, serta globulin hiperimun, yang semuanya didasarkan dari prinsip yang sama menggunakan antibodi yang diarahkan terhadap virus, baik untuk profilaksis atau pengobatan,” kata Fauci, pada hari Minggu (28/6).

Berkaca pada kondisi pengobatan pandemi flu 1918 silam, dokter membuktikan plasma darah yang dipenuhi antibodi dari pasien yang sembuh dari penyakit bisa melawan flu.

Plasma pemulihan sudah dipakai agar dapat mengobati flu parah, MERS serta SARS dan saat ini beberapa dokter pada AS mulai melihat beberapa keberhasilan itu untuk mengobati covid-19.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Tina Toon geram
Perpisahan Werner dengan Leipzig
Pjanic hengkang

Tetapi, karena penyediaan plasma pemulihan agar merawat semua pasien tak mudah tersedia. Fauci mengatakan dunia kedokteran modern bisa mengatasi, bahkan mungkin memperbaiki prosesnya, dengan cara membuat antibodi monoklonal atau antibodi buatan laboratorium khusus agar menargetkan infeksi virus corona.

”Kami ingin terapi antibodi tersedia untuk mereka yang berisiko, yaitu orang tua, serta juga mereka yang mempunyai kondisi mendasar. Itu prioritas yang sangat-sangat tinggi,” kata Fauci yang juga adalah anggota gugus tugas percepatan penanganan covid-19 AS.

Sedangkan hal tersebut, Wakil Presiden Riset Industri pada BIO David Thomas mengungkapkan dibanding dengan penyakit lainnya, penelitian serta pengembangan pengobatan covid-19 diakui bergerak paling lamban.

Ia menambahkan kini setidaknya terdapat 102 perawatan antibodi Covid-19 pada berbagai tahap pengembangan. Thomas menyatakan beberapa terapi dirancang untuk mengobati efek sekunder covid-19, seperti peradangan. Sedang, yang lain tengah dirancang agar dapat membunuh virus corona tersebut sendiri.

Kini, empat terapi antibodi monoklonal dibuat agar mengobati serta mungkin mencegah infeksi covid-19, serta telah masuk pada dalam uji coba manusia pada bulan ini.

Dua terapi antibodi tengah dikembangkan oleh Perusahaan farmasi raksasa Eli Lilly yang berbasis pada Indianapolis, satu yang lainnya dikembangkan Eli Lilly kolaborasi dengan AbCellera, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis pada Kanada. Sedangkan sisanya, dikembangkan oleh Junshi Biosciences.

Antibodi yang dikembangkan Lilly dengan AcCellera yang disebut LY-CoV555 saat ini dalam uji klinis fase kedua pada pasien yang tak dirawat pada rumah sakit. Lilly ke depannya juga segera menguji antibodi tambahan serta bereksperimen dengan kombinasi yang beda agar melihat mana yang terbaik.

Selain hal tersebut, terdapat pula pengembangan terapi antibodi yang dikembangkan oleh Tychan, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis pada Singapura. Mereka meluncurkan uji klinis fase pertama terdapat pasien yang dirawat pada RS Singapura. Tychan juga menyebut bagian uji coba tersebut segera memakan waktu sekitar enam minggu.

Kemungkin besar, bila semua hal berjalan dengan baik pada masa uji coba pertama, terapi antibodi tersebut juga bisa dinaikkan pada fase  dimana berikutnya pada musim panas itu, sampai fase perawatannya diprediksi tersedia di dalam musim gugur.

Kendati demikian, beberapa ilmuwan menyatakan tidak semuanya berjalan sesuai rencana pada kehidupan nyata.

Sedangkan perkembangan penelitian pada Indonesia, teranyar lembaga penelitian pemerintah pada bidang biologi molekuler, Eijkman, mengembangkan pengobatan alternatif agar pasien covid-19, terapi plasma convalescent yang dipraktikkan pada sejumlah negara.

Terapi plasma convalescent memakai plasma darah pasien covid-19 yang telah sembuh. Antibodi terhadap virus penyebab covid-19, SARS-CoV-2, pada plasma pasien sembuh akan didonorkan ke pasien yang tetap menjalani perawatan.

”Nah, antibodi tersebut saat pasiennya telah sembuh berarti pasiennya telah dapat mengatasi infeksinya, itu dapat dipakai agar membantu orang lain yang tengah sakit. Bila, prinsipnya seperti zona,” kata Direktur Lembaga Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, akhir pekan lalu.

Terapi plasma convalescent, ucap Amin, bakal berlangsung baik tengah memperhatikan tiga unsur, yakni pendonor sehat, produk baik, serta kondisi penerima plasma.

Amin juga menegaskan penawar Covid-19 belum ditemukan serta plasma convalescent fungsinya bukan menggantikan vaksin, tetapi dapat terus dilakukan jika pasien terus muncul serta vaksin belum ada.

Sumber: Cnnindonesia.com

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news penawar Covid-19 belum ditemukan Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply