Ditolak 10 Rumah Sakit, Pasien Covid Meninggal Ditaksi

402 views
Mantratoto

Pasien Covid Meninggal Ditaksi Karena Sudah Ditolak Oleh 10 Rumah Sakit Rujukan Yang Mengatasi Virus Covid-19

Berita Indonesia Terbaru, Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, pasien covid meninggal ditaksi

Indoharian – Ditolak 10 Rumah Sakit, Pasien Covid Meninggal Ditaksi

INDOHARIAN.COM – Seorang pasien covid meninggal ditaksi sesudah ditolak 10 rumah sakit rujukan khusus mengatasi covid-19.

Hal tersebut disebutkan di dalam Laporan Covid-19 dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) melalui keterangan tertulis pada hari Senin (18/1/2021).

“Salah seorang keluarga pasien di Depok melaporkan pada 3 Januari 2021 anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak 10 rumah sakit rujukan covid-19,” kata relawan Lapor Covid-19 yang bernama Tri Maharani.

Belum ada tanggapan lain dari Satgas Covid-19 Pemerintah Kota Depok masalah informasi meninggalnya pasien covid itu. Kami masih sangat berupaya menghubungi Pemerintah Kota Depok untuk meminta keterangan.

Tri menyebutkan , ada total terdapat 23 laporan kasus pasien covid meninggal ditaksi yang ditolak oleh pihak rumah sakit sebab penuh, pasien meninggal di perjalanan, dan juga meninggal di rumah sebab ditolak RS sejak pada Desember 2020 sampai dengan awal Januari 2021.

Menurut seorang Tri, laporan tersebut berasal dari berbagai wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan juga Jawa Timur.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
WOW! Joko Widodo Divaksin Sinovac Bersama Raffi Ahmad
BREAKING NEWS! Syek Ali Jaber Berpulang atau Meninggal Dunia
Gawat! Calon Walikota Pematang Siantar, Asner Silalahi Wafat

Berkaca pada laporan itu, dirinya sangat memperingatkan kalau penanganan pandemi di Indonesia waktu tersebut berada dalam kondisi genting karena kapasitas rumah sakit yang sangat semakin padat.

Tri menilai hal tersebut sudah terjadi sejak bulan November tahun kemarin yang diperburuk dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 dan juga libur panjang akhir tahun.

“Tanda-tanda kolaps layanan kesehatan sebenarnya sudah terindikasi sejak September 2020, yang kemudian mereda pada periode pemberlakuan PSBB di Jakarta. Jelang pertengahan November 2020, Pilkada Serentak dan libur Nataru memperburuk ketidakmampuan RS menampung pasien,” ujarnya.

Tri juga mengatakan sistem rujuk antarfasilitas kesehatan yang tak berjalan dengan baik. Akibatnya banyak warga yang memerlukan penanganan darurat kesehatan tak mengetahui harus ke mana.

Kondisi tersebut, menurut seorang Tri, diperparah dengan adanya permasalahan sistem kesehatan yang tidak kunjung diatasi, di antaranya keterbatasan kapasitas tempat tidur, minim perlindungan tenaga kesehatan, dan juga ketiadaan sistem informasi kesehatan yang diperbarui real-time.

Tri juga mengingatkan pada pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih kepada tenaga kesehatan. Sampai dengan 15 Januari kemarin, tercatat telah ada 620 tenaga kesehatan meninggal akibat covid-19.

Tren terbaru menunjukkan, mereka yang meninggal semakin banyak dari kalangan tenaga kesehatan yang juga bertugas di fasilitas layanan primer, seperti puskesmas dan klinik.

“Jika tidak segera diatasi, semakin banyak warga meninggal cuman karena otoritas abai memberikan hak atas layanan dan perawatan kesehatan,” kata Tri.

Untuk hal pasien covid meninggal ditaksi, dirinya juga mendorong pemerintah untuk tidak terlena dengan kedatangan vaksin covid-19 sampai dengan mengabaikan 3T (testing, tracing, treatment) yang menyebabkan lonjakan kasus.

Sumber: CNNIndonesia

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news pasien covid meninggal ditaksi Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply