Sudirman Central Business Distrik (SCBD) Yang Merupakan Kawasan Bisnis Paling Modern Di Indonesia

Ini Dia! Sudirman Central Business Distrik (SCBD)

Indoharian – Lahan SCBD atau Sudirman Central Business Distrik yang merupakan sebuah kawasan bisnis yang terletak di Ibu Kota Jakarta Selatan, kawasan yang sangat mewah nan megah yang terkenal dengan ciri khas gedung-gedung tinggi pencakar langitnya.

Siapa yang punya Sudirman Central Business Distrik (SCBD)?
Dikutip dari laman resmi SCBD, hari Selasa (21/3/2023), properti SCBD dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk (DA). Kawasan yang seluas 45 hektare ini mulai dirancang semenjak tahun 1987 dan memulai pembangunan pada tahun 1992. DA yang merupakan anak induk dari suatu perusahaan PT Jakarta International Hotels and Development Tbk (JIHD).

Gedung Artha Graha menjadi suatu bangunan pertama yang dibangun di kawasan tersebut, hingga tahun 2002 perusahaan melakukan penawaran umum perdana dengan 100 juta saham di bursa efek sebagai langkah untuk pengembangan usaha.

SCBD dibangun di atas lahan seluas 2,5 juta meter persegi dengan total luas lahan sebesar 45 hektar, superblok modern yang memiliki suatu lingkungan bisnis kelas dunia. Hingga kini SCBD terkenal dengan kawasan bisnis paling modern di Indonesia.

JIHD sendiri merupakan perusahaan milik seorang pria bernama Tomy Winata, pengusaha konglomerat keturunan Tionghoa. Pria yang akrab dengan sapaan TW ini bukan berasal dari keluarga yang kaya raya. Ia merupakan perantauan dari Kalimantan ke Jakarta dan memulai pekerjaan sebagai kuli bangunan.
Indoharian – Lahan SCBD yang merupakan sebuah kawasan bisnis yang terletak di Ibu Kota Jakarta Selatan, kawasan yang sangat mewah
Lahir pada tanggal 23 Juli 1958, TW mengawali bisnis kerja sama dengan perusahaan yang mempunyai kaitan dengan dunia militer, hal itu berjalan sangat lancar sekali sampai saat ini. Belum diketahui secara pasti harta kekayaan yang dimilikinya sekarang namun diperkirakan mempunyai nilai total harta kekayaan sebesar US$ 900 juta atau setara dengan Rp 12 triliun.

Dilansir dari situs resmi perusahaan, PT Jakarta International Hotels and Development Tbk atau JIHD didirikan pada bulan November 1969 dan pada bulan Maret 1974, Perusahaan ini mulai melakukan kegiatan komersial dengan pembukaan Hotel Borobudur Inter-Continental (saat ini, Hotel Borobudur Jakarta), hotel bintang 5 yang mencakup hunian apartemen seluas 70 ribu meter persegi dan sebuah taman tropis seluas 23 ribu meter persegi yang terletak di lokasi strategis di Jakarta.

Pada tahun 1984, JIHD mulai terdaftar di Bursa Efek Jakarta (saat ini Bursa Efek Indonesia) dan menjadi salah satu dari 24 perusahaan yang pertama terdaftar di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, JIHD dan anak induknya yang beroperasi di empat segmen yaitu real estat, jasa konstruksi,
jasa telekomunikasi, dan manajemen perhotelan.

Selama perjalanannya, JIHD secara konsisten menghadirkan produk-produk yang inovatif bagi suatu industri properti dan perhotelan Indonesia. Seiring
dengan waktu berjalan, JIHD melalui anak perusahaannya, DA membawa nama JIHD menjadi salah satu pemain yang terdepan di peta persaingan industri
properti dan perhotelan Indonesia, dan menjadikan Sudirman Central Business Distrik sebagai kawasan distrik bisnis pertama di Indonesia.

Selain JIHD dan AD, Tomy merupakan pemilik perusahaan kelas kakap Artha Graha Group atau Arta Graha Network (AG). AG yang dimiliki TW hingga kini sudah
membawahi JIHD, ADm dan 19 perusahaan lainnya yang bergerak di banyak sektor.

Sumber : Detik

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

« Previous Post

Heboh Suporter MMA Ribut di Senayan, Karena Ini

Next Post »

Mengejutkan! Wanita Menikahi Dirinya Sendiri

Author: indo

Related Post