Mengapa Ahli Geologi Menjilat Batuan Saat Bekerja

131 views
Mantratoto

Ahli Geologi Menjilat Batuan Pada Saat Bekerja, Ternyata Begini Alasannya!

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

 

Indoharian – Ahli Geologi menjilat batuan pada saat bekerja yang dimana para ahli geologi memiliki banyak sekali metode yang mungkin terlihat aneh dalam melakukan penemuannya. Mereka bisa secara sukarela untuk dijangkiti cacing tambang dan lalat bot, mendeteksi hidrogen yang terbakar dengan sapu, hingga memasukkan batu ke dalam mulut.

Salah satu ahli yang melakukan hal ini adalah seorang geolog dan paleontolog Dr Randall Irmis dari Natural History Museum of Utah. Irmis merupakan salah satu di antara ahli yang menjilat batu pada saat melakukan pekerjaannya. “Saya tidak bisa berbicara atas nama seluruh ilmuwan. Meski demikian, saya adalah seorang paleontolog dan ahli geologi. Ada beberapa alasan mengapa kami menjilat batu atau menyentuhnya dengan menggunakan lidah,” kata
dia kepada IFL Science.

Mengapa Ahli Geologi Menjilat Batuan? Irmis menjelaskan, para geolog menjilat batu untuk bisa mengetahui apakah batuan yang mereka pegang merupakan fosil tulang atau bukan. Ternyata kalau fosil tulang akan menempel di lidah dan sedikit lembap. Sementara, kebanyakan batu seperti kayu yang membatu dan sejenisnya tidak akan bisa menempel di lidah. Namun memang, hal ini tidak selalu berlaku demikian.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Menawarkan Bergabung, Ganjar Temui Yenny Wahid
Demi Obsesinya, Wanita Jadi Boneka Seks
Di Gandrungi Masyarakat Beli Centang Biru Instagram

Irmis mengatakan, terkadang ketika seorang geolog mencoba untuk menempelkan sebuah batu ke lidahnya dan nyaris yakin bahwa benda tersebut adalah merupakan fosil tulang, ternyata bukan. “Jika bukan tulang fosil, bisa jadi kayu atau fosil akar yang menjadi padat,” kata dia.

Irmis menyatakan, untungnya selama ini dia umumnya tidak menemukan sesuatu yang mengejutkan. “Kadang-kadang kami mengambil sesuatu dan ternyata adalah tulang sapi modern, tapi pada saat ahli geologi menjilat batuan tersebut untungnya tidak ada rasa yang tidak enak,” ungkapnya.

“Saat kami meletakkan batuan sedimen di bagian gigi kami, saya selalu menggali dan mengambil sampel baru,” imbuh Irmis. Menurutnya juga, beberapa jenis batu kapur sebenarnya memiliki bau yang busuk. Ahli geologi biasanya mencium bau batu kapur, membukanya, kemudian tercium bau busuk dari dalamnya.

“Saya percaya itu ada hubungannya dengan bahan organik yang terawetkan di batu kapur, tapi saya tidak 100 persen yakin,” jelasnya. Irmis menuturkan, para geolog biasanya akan membawa bagan warna yang terlihat seperti sampel cat karena warna bebatuan bisa sangat informatif.

sumber : detik

 

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply