Pengamat Tidak Mengerti Hilirisasi Digital Ala Gibran

214 views
Mantratoto

Pengamat Bingung Dengan Hilirisasi Digital Ala Gibran

Indoharian – Hilirisasi Digital Ala Gibran. Sejumlah pengamat politik turut merespons janji dari calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang menyebut akan melakukan hilirisasi digital. Mereka secara jujur mengaku tidak mengerti dengan maksud tersebut.

Izzudin Al Farras Adha seorang Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) misalnya. Ia mengatakan selama ini tidak pernah mendengar istilah hilirisasi digital di dalam dunia akademik.

Saya sendiri tidak tahu karena tidak ada istilah hilirisasi digital di dalam berbagai literatur akademik ataupun dokumen laporan terkait soal itu. Katanya, Sabtu (23/12).

Karena itu Izzudin pun mengatakan sebaiknya tim sukses Prabowo-Gibran menjelaskan lebih lanjut soal hilirisasi digital tersebut.

Sama dengan Izzudin, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda juga mengaku dirinya merasa heran dengan istilah Hilirisasi Digital Ala Gibran tersebut. Ia menyebut apa yang disampaikan oleh Gibran juga masih belum jelas.

Nailul mengatakan hilirisasi digital kemungkinan hanya diucapkan oleh Gibran untuk kepentingan kampanye semata saja.

Hilirisasi digital itu sebuah program yang tidak jelas, tidak terarah, dan digunakan hanya untuk strategi kampanye dalam menyasar pemilih yang terkesima dengan jargon-jargon hilirisasi dan juga digital. Tapi justru hal itu menjadi bahan tertawan masyarakat lainnya. Katanya.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Heboh 2 Wanita Adu Jotos Di Citimall Gorontalo</span</a
Viral! Cewek Motor Aniaya Mahasiswi Diusut Polisi
Geger, Sejoli Remaja Mesra-mesraan Ditaman</span</a

Nailul menjelaskan hilirisasi lazimnya disebut sebagai proses pengolahan bahan baku atau raw material menjadi barang yang bisa memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Lantas apa yang mau dihilirisasi dari digital? Teknologinya, manusianya, atau apanya? Ini dari digital apa yang raw material-nya? Nilai tambahnya juga ada di mana? Katanya.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga mengatakan hilirisasi digital yang disampaikan oleh Gibran masih rancu karena digital adalah bentuk jasa, bukanlah barang industri ataupun komoditas.

Padahal terminologi hilirisasi, kata Bhima, biasanya melekat pada sebuah penciptaan untuk nilai tambah dalam sektor yang berbasis komoditas ataupun industri.

Dari hulu sampai hilir berupa produk alat teknologi atau technological devices seperti misalkan laptop, smartphone, atau komputer personal untuk berbagai sektor industri. Katanya.

Artinya, sambung Budiman, menggunakan Hilirisasi Digital Ala Gibran untuk membangun ekonomi digital tidak hanya cukup dalam pengembangan aplikasi saja tetapi juga harus mempersiapkan infrastruktur jaringan atau konektivitas internet serta harus membangun industri perangkat digital lainnya.

Sumber: CNNIndonesia.com

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comx

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply