Kisah Sudwikatmono Sang Pendiri Bioskop21

183 views
Mantratoto

Kisah Sudwikatmono Yang Gagal Menjadi Tentara Hingga Sukses Besarkan Bioskop 21

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Kisah Sudwikatmono Sang Pendiri Bioskop21

Indoharian – Kisah Sudwikatmono atau biasa dipanggil Dwi adalah Sosok di balik terbentuknya bioskop 21. Pengusaha nasional yang merupakan sepupu dari Presiden Soeharto ini telah yang tutup usia pada tanggal 8 Januari 2011 lalu.

Siapa tidak kenal dengan bioskop 21? Bioskop ini telah yang tersebar luas di berbagai daerah dan menjadi salah satu alternatif hiburan untuk masyarakat Indonesia.

Dalam catatan Kisah Sudwikatmono yang seperti dirangkum Selasa (15/11/2022), Dwi mendirikan jaringan bioskop 21 pada tahun 1986. Studio 21 yang pertama kali dibangun oleh Dwi di Jalan MH Thamrin Kav 21 pada tahun 1986 setelah yang berhasil melakukan uji coba sinepleks dengan yang mengubah gedung bioskop Kartika Chandra dengan bekerjasamanya Raam Punjabi.

Gagasan sinepleks tersebut mengikuti tren bioskop di negara Amerika Serikat. Masa itu, pengenalan bioskop yang berupa model sinepleks di Tanah Air dijadikan suatu momentum untuk bisa membangkitkan gairah masyarakat untuk mau mendatangi kembali bioskop untuk bisa menonton film, di mana pada kala itu yang mengalami kelesuan.

Nama 21 diambil dari nomer kaveling di jalan MH Thamrin di lokasi Studio 21 pertama kali dibangun. Namun, ada juga yang mengatakan, bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari SuDwikatMono. Di tahun 1999, Dwi yang melepas kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada kedua partnernya yang bernama Benny Suherman dan Harris Lesmana.

Dwi sendiri mengawali bisnis di bidang dunia film lebih awal dari itu yakni di tahun 70-an. Ia yang memulai produksi film serta mengimpor film Mandarin dan bekerjsama dengan dua bersaudara Bambang Soetrisno dan Benny Suherman.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Rekening Reza Paten Dibekukan Oleh PPATK
Arti Paham Apokaliptik Yang Dikaitkan Dengan Sekeluarga Tewas
Batik Air Minta Maaf Atas Kejadian Koper Milik kaesang Nyasar

Film produksi pertamanya lewat perusahaan Sejahtera Film yang berjudul Panji Tengkorak mendatangkan sutradara dan sebagian kru dari Hong Kong. Ia kemudian yang mendirikan Suptan Film, yang memproduksi sejumlah film yang bekerjasama dengan sutradara terkenal Teguh Karya.

Dari kerjasama itu lahirlah film-film yang menjadi langganan peraih Piala Citra FFI, seperti Badai Pasti Berlalu dan Ibunda. Tahun 1980-an ia malah yang memodali Teguh Karya untuk membuat kelompok kerja, namanya dulu dikenal dengan Cap Ikan untuk memproduksi film-film yang khas manejemen Teater Populer, grup teater Teguh Karya.

Terlepas dari itu, rupanya Dwi juga yang pernah bercita-cita menjadi seorang tentara. Demi yang mengejar cita-citanya tersebut, ia rela untuk meninggalkan bangku kuliahnya di Universitas Gadjah Mada.

Hal itu diketahui dari selebaran riwayat hidup Dwi yang dibagikan keluarga di rumah duka. Dwi yang sempat lulus seleksi penerimaan calon Kadet TNI Angkatan Laut, namun orang tuanya yang tidak mengizinkannya untuk menjadi tentara.

Kisah Sudwikatmono yang ingin menjadi tentara yang dimana Dorongan untuk menjadi tentara, membuat Pak Dwi untuk memutuskan bangku kuliah di Fakultas Ekonomi UGM,” bunyi tulisan selebaran tersebut.”Namun ayahanda Pak Dwi tidak mengizinkan untuk bergabung menjadi tentara,” tulis selebaran yang mengatasnamakan Keluarga Besar Almarhum H Sudwikatmono.

Sumber : Detik

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply