Heboh! Kasus Inses Ibu-Anak Di Bukittinggi

79 views
Mantratoto

Fakta-Fakta Miris Kasus Inses Ibu-Anak Di Bukittinggi, Ibu Setubuhi Anak Saat Bapak Di Rumah

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Heboh! Kasus Inses Ibu-Anak Di Bukittinggi

Indoharian – Warga Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) dibuat geger dengan Kasus Inses Ibu-Anak yang diungkap oleh Wali Kota Bukittinggi yang bernama Erman Safar. Terungkap, inses tersebut terjadi sejak lama.

berikut fakta-fakta miris Kasus Inses Ibu-Anak di Bukittinggi:

1. Inses Ibu Setubuhi Anak Sejak SMA
Erman awalnya melakukan Sosialisasi untuk Pencegahan Pernikahan Anak di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi, hari Rabu (22/6/2023). Saat itu jugalah dia mengungkap ada kasus inses ibu dan anak di Bukittinggi. “Anak kita, dari usia SMA. Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya,” ujar Erman Safar. Pernyataan Erman tersebut seketika langsung membuat peserta sosialisasi melongo. Namun Erman melanjutkan kasus inses di Bukittinggi itu sedang ditangani serius oleh Pemkot Bukittinggi.

2. Anak Disetubuhi Ibu Dikarantina
Erman menceritakan bahwa hubungan terlarang antara ibu dengan anak kandung itu sudah berlangsung semenjak lama. Sang anak kini sudah dikarantina. “Dia sekarang sedang kami karantina. Sedang kami karantina, warga kita,” kata Erman. “Dia dari SMA sampai dengan usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya. Percaya? Dunia sudah tua,” katanya.

3. Bapak Ada di Rumah Saat Hubungan Terlarang Terjadi
Erman mengungkap fakta miris lainnya mengenai kejadian tersebut. Pasalnya, peristiwa inses itu justru terjadi pada saat keluarga sedang utuh. “Bapaknya ada. Ada bapaknya di rumah. Satu rumah. Coba bayangin, dunia sudah tua,” katanya lagi. Erman lantas menggaris bawahi pentingnya menjaga dan melindungi anak-anak dari potensi eksploitasi dan kekerasan seksual yang bisa merusak masa depan mereka. “Dalam upaya untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang, Pemerintah Kota Bukittinggi berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai isu pernikahan anak di bawah umur serta menguatkan upaya perlindungan anak,” jelas dia.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Pakai Layanan Sistem Self Service, Diminta Uang Tip
Aktris Jepang Ketahuan Selingkuh, Ini Alasannya
Denny Indrayana Sebut Jokowi Patut Diduga Korupsi

4. Respons Polisi
Kapolresta Bukittinggi Kombes Yessi Kurniati mengaku selama ini tidak pernah mendengar adanya laporan terkait kasus tersebut. Namun dia akan berkoordinasi terlebih dahulu bersama wali kota yang mengeluarkan pernyataan itu. “Kami perlu untuk proses dulu. Kami dalami. Selama ini tidak ada laporan. Kami komunikasikan dengan Pak Wali dan dalami persoalan ini,” ujar Yessi kepada wartawan, Kamis (22/6). Kapolres menjelaskan penyelidikan akan dimulai dilakukan setelah pihaknya mendapatkan informasi yang lebih jelas terkait peristiwa ini.

5. Sosiolog Ungkap 3 Faktor Pemicu Inses
Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni menyebutkan inses ibu dan anak adalah fenomena langka. Kebanyakan kasus ini melibatkan ayah dan anak dalam bentuk eksploitasi seksual. “Kejadian Kasus Inses Ibu-Anak di Bukittinggi adalah termasuk yang langka untuk konteks Sumbar, karena (inses) antara ibu dan anak laki-laki dan itu telah berlangsung tahunan. Ini merupakan gejala sosial yang sangat ironi di tengah banyaknya berbagai varian masalah penyimpangan seksual di Ranah Minang saat ini,” kata Erianjoni, hari Jumat (23/6).

Eri lantas mengungkap ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa itu. Pertama, bisa disebabkan persoalan hiperseks, dimana hasrat seksual si ibu yang sangat tinggi dan tidak puas oleh si ayah. “Hasrat seksual si ibu bisa saja tergolong dalam hiperseks, sehingga ketidakpuasan oleh si ayah sehingga anak menjadi sasaran untuk pemuas,” katanya. Faktor kedua, kohesi sosial yang salah, karena kedekatan yang secara berlebihan menyebabkan hilangnya sekat sosial yang membatasi hubungan tersebut dan ketiga, disebabkan disfungsi peran ayah dalam menjalankan fungsi proteksi atau perlindungan anggota keluarganya dari berbagai problem hidup. “Dari relasi sosial yang salah itu atau hubungan sosial yang terlarang tersebut lama kelamaan bisa berbentuk dalam hubungan simbiotik atau saling membutuhkan antara ibu, yang butuh kepuasan seksual dan anak yang butuh kasih sayang dan uang untuk pemenuhan gaya hidup,”katadia.

Sumber : Detik

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply