Ini Jenis Serangan Peretas Yang Akan Merusak Pemilu

568 views
Mantratoto

7 Jenis Serangan Peretas Yang Di Prediksi Bakal Warnai Pemilu

Berita Indonesia Terbaru, Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com, Jenis Serangan Peretas

Indoharian – Ini Jenis Serangan Peretas Yang Merusak Pemilu

INDOHARIAN.COM – Organisasi masyarakat Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) membeberkan tujuh jenis serangan peretas atau siber yang diperkirakan bakal marak terjadi saat pemilihan umum (Pemilu).
Peneliti Perludem, Nurul Amalia merinci, pertama adalah serangan DDoS (Distributed Denial of Service).

“DDoS merupakan serangan yang sering terjadi di Pemilu,” kata Nurul saat konferensi virtual bertajuk “Keamanan Siber Teknologi Pilkada 2020”, pada Minggu (19/7).

Teknik jenis serangan peretas DDos atau biasa dikenal sebagai DDos Attack dilakukan dengan membanjiri server menggunakan paket data berkapasitas besar. Gempuran ini dilakukan bertubi-tubi sehingga sistem tidak dapat menampung data dan akhirnya rusak.

Kalau sudah begitu, situs atau aplikasi yang diserang dengan DDos bakal sulit diakses pengguna lain.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Hashim kritik Prabowo
Messi hengkang dari Barca
software AI penanganan corona

Ke-dua adalah serangan siber berupa perubahan tampilan situs yang menayangkan hasil penghitungan suara. Nurul menjelaskan, jenis serangan ini ingin menunjukkan seakan-akan peretas mampu mengakses sistem penghitungan suara penyelenggara pemilu.

”Jadi peretas tak betul-betul masuk dalam sistem dia hanya ke situs website serta ubah tampilan situs sampai seolah-olah ia telah obrak-abrik sistem. Seolah-olah mereka sudah ubah sistem,” terang Nurul.

Ke-tiga adalah serangan phising atau metode mengelabui target untuk mengklik dokumen atau file yang disusupi malware atau ransomware. Lumrah bagi peretas untuk mengirimkan tautan-tautan berisi malware dan ransomware.

Metode phising belakangan juga jadi modus baru dalam kasus paket online.

Nurul mengatakan serangan macam itu terjadi pada Pilpres di Makedonia Utara pada 2019 lalu. Satu bulan sebelum Pilpres, sistem informasi dan komunikasi utama yang digunakan KPU Makedonia Utara mengalami serangan siber.

”Mereka mengeirimkan link yang telah disisipi malware serta ransomware ke email penyelenggara pemilu dan ke email staf-staf yang bekerja pada lembaga tersebut,” cerita Nurul.

Ke-empat adalah serangan dengan merusak jalur komunikasi yang digunakan mentransfer hasil penghitungan suara. Hal ini terjadi pada Pilpres Kenya pada 2017 lalu.

”Jadi ada akses ilegal yang masuk ke jalur komunikasi yang digunakan transfer data perhitungan suara. AS untuk Pilpres 2020 serangan siber ini jadi perbincangan publik,” kata Nurul.

Ke-lima, serangan berupa perusakan integritas pada daftar pemilih online. Jenis serangan ini telah masuk ke internal sistem. Hal ini biasanya terjadi karena lemahnya sistem teknologi keamanan situs dari serangan siber.

Selain itu, Nurul menjelaskan jenis serangan tersebut dilakukan oleh peretas dengan sumber daya yang besar dan dilakukan secara terus-menerus. Serangan juga telah direncanakan dan melalui beberapa fase.

”Bahkan serangan dapat terjadi pada sistem yang tak terhubung ke internet. Bila mereka masuk ke USB atau perangkat lain yang telah terinfeksi,” terang Nurul.

Ke-enam adalah pembocoran data pemilih. Pembocoran data pemilih dilakukan setelah peretas memiliki data pemilih.

Sementara jenis serangan ke-tujuh, adalah kampanye disinformasi yang menargetkan integritas penyelenggara pemilu dari proses pemilihan. Hal ini terjadi pada Pilpres 2019 di Indonesia.

Serangan menyasar disintegritas KPU ketika terjadi kesalahan sistem. Meskipun kesalahan sistem ini berdampak minim, akan tetapi menurut Nurul, ada pihak tertentu yang akan sengaja membesar-besarkan masalah.

“Disinformasi penindakan bukan di KPU di lembaga lain. jenis serangan peretas, Apalagi nanti di Pilkada 2020 itu diprediksi akan ada banyak kampanye di media daring,” kata Nurul.

Sumber: Cnnindonesia.com

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian Jenis Serangan Peretas news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply