Kenali Dua Macam Modus Bobol Rekening Melalui HP

165 views
Mantratoto

Ada Dua Macam Modus Bobol Rekening Melalui HP Yang Patut Anda Ketahui

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Kenali Dua Macam Modus Bobol Rekening Melalui HP

Indoharian – Modus Bobol Rekening di lakukan penipu untuk bisa menguras mobile banking masih yang sering terjadi, Masyarakat perlu untuk berhati-hati dengan banyaknya modus bobol rekening yang digunakan oleh para pelaku kejahatan. Pertama adalah modus yang bernama sniffing, yang merupakan suatu tindak kejahatan oleh para hacker dengan menggunakan celah internet. Kejahatan tersebut untuk mencuri data dan informasi penting seperti username, password m-banking, serta informasi kartu kredit, hingga password sebuah email.

Salah satu contoh Modus Bobol Rekening adalah pelaku yang akan berpura-pura menjadi kurir paket. Pelaku akan memberikan sebuah informasi palsu melalui WhatsApp, dan membuat dalam tampilan berbentuk file yang disebutnya sebagai foto untuk dibuka. Ternyata foto tersebut adalah merupakan sebuah aplikasi yang berbahaya. File APK yang dikrimkan tersebut, jika diunduh akan melakukan sniffing atau proses mengambil data dan informasi di ponsel korban secara ilegal yang digunakan untuk bisa mengambil alih dan juga menguras rekening korban.

Tips untuk menghindarinya yakni janganlah sembarangan untuk mengunduh file yang dikirim melalui SMS, WhatsApp atau Email. Selalu untuk Cek keaslian telepon, SMS atau WhatsApp jika ada call center perusahaan yang menghubungi. Dan terakhir adalah selalu unduh aplikasi resmi di Apps Store dan Play Store atau aplikasi perusahaan.

Modus Soceng
Selain Sniffing, ada juga bentuk kejahatan social engineering atau soceng. Pelaku yang mendapatkan informasi data pribadi atau akses yang diinginkan dengan cara mengelabui atau yang memanipulasi korbannya. “Soceng menggunakan sebuah manipulasi psikologis, dengan yang memengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media yang secara persuasif dengan cara membuat korban akan merasa senang atau panik sehingga korban tanpa disadari akan menjawab atau pun mengikuti instruksi pelaku,” jelas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam keterangan resminya beberapa waktu yang lalu.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Parade Juara Piala Dunia Argentina Dihentikan
KPK Selama 5 Jam Memeriksa Gedung DPRD Jatim
Kapasitas Penonton Piala AFF Di GBK

Dari modus tersebut, pelaku dapat untuk mengetahui data pribadi seperti user name aplikasi, password, PIN, MPIN, kode One Time Password atau OTP, serta nomor kartu ATM, debit ataupun kredit. Pelaku juga biasanya akan meminta suatu informasi seperti CVV/CVC dan juga nama ibu kandung.

OJK juga yang menjelaskan terdapat empat modus soceng yang akan digunakan oleh pelaku. Simak informasinya berikut:
1. Info atas Perubahan Tarif Transfer Bank
kejahatan tersebut pelaku akan menyamar sebagai pegawai bank. Mereka akan menginformasikan bahwa tentang adanya perubahan tarif transfer pada korban. Korban akan diminta untuk mengisi link formulir yang meminta data pribadi, seperti PIN, OTP, dan password.

2. Tawaran Untuk menjadi Nasabah Prioritas
Kejahatan lainnya dengan menawarkan upgrade menjadi nasabah prioritas. Korban akan diminta untuk memberikan data pribadi seperti nomor ATM, PIN, OTP, nomor CVV/CVC, dan password.

3. Akun Layanan Konsumen Palsu
Untuk bentuk kejahatan ini, penipu membuat suatu media sosial palsu mengatasnamakan sebuah bank. Mereka akan muncul pada saat masyarakat menyampaikan keluhan layanan bank tersebut. Mereka akan menawarkan suatu bantuan untuk bisa menyelesaikan keluhan tersebut. Masyarakat akan diarahkan pada website yang palsu atau meminta nasabah untuk memberikan data pribadi.

4. Tawaran untuk menjadi Agen laku Pandai
Terakhir adalah Modus Bobol Rekening dengan menawarkan menjadi jasa agen laku pandai tanpa syarat yang rumit. Nasabah akan diminta untuk mengirimkan sejumlah uang agar bisa untuk mendapatkan mesin EDC. OJK mengingatkan kepada masyarakat agar yang tidak terlalu mudah untuk memberikan data pribadi pada mereka yang mengaku sebagai pegawai bank. Masyarakat juga diminta agar untuk menggunakan aplikasi yang asli dan menghubungi layanan resmi bank atau lembaga jasa keuangan.

Sumber : CNBC

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply