Sandiaga Uno Tangani Teror Lalat di Kintamani

78 views
Mantratoto

Merinding! Teror Lalat di Kintamani Bikin Sandiaga Uno Turun Tangan

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comxBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comx

Indoharian – Teror Lalat di Kintamani. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno ikut menyoroti serbuan lalat yang terjadi di wilayah Kintamani, Bali. Ia pun meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk segera menindaklanjuti setelah video serbuan lalat tersebut viral di medsos.

Saya meminta kepada Pak Kadis (Pariwisata Provinsi Bali) ini ada temuan lalat di wilayah Kintamani, agar segera ditindaklanjuti. Kata Sandiaga secara virtual, Rabu (10/1/2024).

Sandiaga kemudian juga menyinggung soal sertifikasi cleanliness, health, safety, and environmental sustainabilty (CHSE) yang telah diterapkan sejak pandemi COVID-19 lalu. Sertifikasi CHSE terhadap bidang usaha, destinasi, dan produk pariwisata lainnya itu bertujuan untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan dalam hal kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan juga kelestarian lingkungan.

Menurut Sandiaga, aspek-aspek yang diatur dalam sertifikasi CHSE itu masih perlu untuk tetap diperhatikan. Ia menyebut dalam sektor makanan lokal Indonesia dinilai menjadi salah satu yang bisa diunggulkan. Oleh karena itu, serbuan lalat di kawasan pariwisata tersebut tentu harus segera dicarikan solusi.

Street food dan makanan lokal Indonesia kini masih tertinggal dari Thailand dan Vietnam. Salah satu aspeknya adalah karena higiene, dan ini yang akan kami sasar terus dari CHSE ini. Jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun pun mengaku pihaknya sudah mengatensi Teror Lalat di Kintamani tersebut. Namun, dia masih belum menjelaskan secara rinci terkait upaya dalam mengatasi serbuan lalat tersebut.

Sudah menjadi atensi dari kami. Kata Pemayun singkat.

Sementara itu salah satu Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) I Putu Sudiarta mengatakan serbuan lalat tersebut terjadi karena adanya habitat. Menurutnya, kotoran ayam yang masih mentah akan menjadi habitat lalat untuk bertelur dan berkembang biak.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Merasa Percaya Diri Fortuner Terobos Banjir</span</a
Pemuda Ancam Tembak Anies Diamankan Polisi
Sopir Taksi Peras Bule terancam 9 Tahun penjara</span</a

Sudiarta mengungkapkan masih banyaknya kotoran ayam di kawasan tersebut karena memang sangat dibutuhkan oleh para petani untuk keperluan budidaya kubis, bawang, dan berbagai jenis tanaman lain.

Nah terkait dengan fenomena yang terjadi di Bangli, itu kalau dari segi ilmiah tentu berarti pasti ada habitatnya. Di mana habitatnya? Habitatnya itu ada di kotoran ayam. Kata Sudiarta, Senin (8/1/2024).

Sudiarta melanjutkan para petani di Kintamani mendatangkan pupuk kotoran ayam dengan jumlah besar hingga bisa mencapai berton-ton. Kotoran ayam yang masih mentah tersebut berisikan jutaan telur yang kemudian berubah menjadi larva, pupa, dan tumbuh menjadi lalat dewasa.

Sudiarta menjelaskan merebaknya Teror Lalat di Kintamani ini juga didukung oleh lingkungan tersebut. Misalkan, dari segi suhu di Kintamani yang memang sangat dingin. Menurutnya, penggunaan kotoran ayam menjadi pupuk juga sering dilakukan di daerah perkotaan. Namun, lalat rumah di daerah perkotaan tak akan merebak sebanyak seperti di kawasan Kintamani ini.

Dengan adanya habitat yang pas, kemudian juga lingkungan yang pas, sumber hidup yang pas itulah yang kemudian menimbulkan (populasi lalat meningkat). Di Bedugul pun sekarang sudah banyak, di Pancasari, tapi tidak sebanyak seperti yang ada di Kintamani. Tutur Sudiarta.

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comx Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comxBerita Dunia Terbaru

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply