Jalani Operasi Mata Polusi Batu Bara Berakibat Fatal

329 views
Mantratoto

Jalani Operasi Mata Polusi Batu Bara Berakibat Fatal Di Rusun Marunda 

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Jalani Operasi Mata Polusi Batu Bara Berakibat Fatal

Indoharian – Seorang anak di Rusun Maruda tepaksa harus jalani Operasi Mata dikarenakan polusi batu bara.Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti parahnya pencemaran akibat abu batu bara di kawasan Marunda, Jakarta Utara. KPAI terima sejumlah laporang yang di berikan oleh warga, salah satunya yaitu akibat polusi batu bara yang membuat salah seorang anak harus operasi mengganti kornea matanya..
Perihal ini juga disampaikan oleh Komisioner KPAI Retno Listyarti yang berdasarkan ketengan tertulis, Sabtu (12/3/22). Retno akui pihaknya telah menerima infomasi dari anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PPDOP, Jhonny Simanjuntak, pada hari Minggu (6/3/22) terikat dengan kondisi warga di Rusun Merunda.

KPAI telah melakukan komunikasi dengan warga sekitar. Retno menjelaskan kepada warga bahwasannya,teruntuk anak-anak, mendapatkan berbagai penyakit akibat polusi dari abu batu-bara ini. Ia mengatakan beberapa warga memiliki masalah pernapasan hingga gatal pada kulit, bahkan juga ada anak yang harus membutuhkan donor mata di akibatkan polusi tersebut

Retno juga menjelaskan dari pihaknya akan datang dan melakukan pengawasan dalam satuan pendidikan yang dekat dengan pengolahan batu bara kamis dini hari (10/3/22)

Ia juga menjelaskan polusi dari abu batu bara ini telah menggangu akitivitas pelajaran sekolah. Dia mengatakan pihak sekolah harus mengepel lantai hingga 4 kali untuk menghilangkan Abu dari baru bata tersebut

“Sejumlah guru dan Kepala sekolah dari tiga satuan pendidikan yang disebutkan mengakui bahwa adanya polusi abu dari batu bara ini sangat menganggu dengan akitivitas pembelajaran di sekolah. Debu ini tetap menempel meski di bersihkan beberapa kalil, solusinya tetap harus di bersihkan hingga 4 kali selama akitvitas berlangusng dari pukul 6.30 Wib hingga 13.00 WIB karena ada sistem jadwal pergantian pelajaran atau bisa dibilang PTM.” Lanjut Retno.

Retno menyebut abu akan berkurang jika hujan turun. Tetapi, apa bila, abu akan terbawa angin dan ketebalannua pada benda kemungkinan bisa mencapai 1 CM.

Mulai Dirasakan Sejak 2018
Retno menjelaskan dari pihak setempat, sempat mengadakan komunikasi dengan beberapa warga di Marunda. Warha, katanya, telah meresakan dampak pencemaran abu baru bara sejak 2018. Retno juga menjelaskan kondisi saat ini semakin memburuk sering berjalannya waktu..

“Dampak pencemaran mulai dirasakan pada 2018 hingga sekarang. makin kesini kesehatan warga semakin memburuk, termasuk anak-anak,”Lanjut Retno..

“banyak keluarga warga yang terkena penhyakit kulit di sebabkan abu dari polusi batu bara ini. Sudah berobat di klinik yang ada di dekat sini yah sekali berobat bisa menghabiskan biaya kurang lebih 300 ribu perkepala,” lanjut Retno.

Retno juga mengatakan ada seorang anak yang terpaksa menjalani operasi ganti kornea akibat terpapar abu batu bara. Dia mengatakan mata anak tersebut mengeluarkan nanah sebelum akhirnya dioperasi.

“Bermula apda tahun 2019, Anak-anak yang bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak mengaku matanya sakit dan mengeluarkan air terus. Dia Kucek-kucek matanya karena gatal dan diduga karena partikel dari abu batu bara yang mengenai mata si anak. . Hingga Matanya bernanah dan terus mengeluarkan air,” kata dia.
Retno mengatakan kondisi tersebut berlanjut hingga pada 2021 anak tersebut baru mendapatkan donor kornea.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Mengaku Nyasar, Rudal India Tembak Negara Pakistan
Tersangka Teroris dr Sunardi Tewas Di Tembak Densus 88
Punya Libido Yang Tinggi, 3 Artis ini Klaim Dirinya Hiperseks.

“Perawatan mata dilakukan oleh RSCM dalam jangka lumayan panjang, sampai akhirnya dokter menyatakan sudah rusak total dan harus donor mata. Baru pada 2021, si anak mendapatkan donor mata,” ujarnya

KPAI Desak Pemprov DKI Ambil Langkah
Dia mendesak Pemprov DKI Jakarta mengambil langkah mengatasi abu batu bara. Menurutnya, mayoritas warga Rusun Marunda terdampak hal tersebut.

Berdasarkan data dari pengelola (UPRS) Rusunawa Marunda, terdapat 10.158 orang penghuni Rusun Marunda dari lima tower. Di dalamnya terdapat balita sebanyak 344 orang, anak-anak usia 5-13 tahun sebanyak 1.457 orang, remaja usia 14-17 tahun sebanyak 762, dan usia dewasa 18 tahun ke atas sebanyak 7.595 orang.

Retno menyebut Pemprov DKI perlu melibatkan laboratorium yang independen untuk menilai efek abu batu bara di kawasan itu. Dia menyebut pengujian ilmiah harus dilakukan di sekitar Rusun mulai dari tanah hingga dampak kesehatan.

KPAI juga meminta pemerintah pusat melakukan investigasi terkait pencemaran lingkungan di sana. Retno mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait.

“KPAI sudah berkoordinasi dengan Direktur Walhi Jakarta. Mendorong Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jakarta untuk melakukan Ajakan sesuai kewenangannya KPAI juga akan pengorganisasian dengan Jatam dan LBH Jakarta apabila warga membutuhkan pendampingan hukum atas kerugian dari pencemaran yang timbul dan berdampak pada mereka,” pungkasnya..

Sumber :  detik news

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.com

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply