Viral, Turis Dipalak Rp 200 Ribu Saat Mau Berfoto

66 views
Mantratoto

Turis Dipalak Rp 200 Ribu Saat Mau Berfoto Di Jalan Desa Di Bangli

Berita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comxBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru, Berita hari ini, Berita Indonesia Terbaru, Berita Terkini, berita terupdate, Indoharian, news, Politik, Terkini, Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comx

Indoharian – Seorang Turis Dipalak Rp 200 Ribu saat mau berfoto di jalan desa viral di medsos, niat Miya Sriwinarti untuk berfoto
di jalan menuju Air Terjun Tibumana, Susut, Bangli, Bali, menjadi batal. Musababnya, seorang pria mendatangi turis domestik itu dan
langsung meminta uang sebesar Rp 200 ribu.

Kreator konten itu kemudian menceritakan pemalakan tersebut melalui media sosial (medsos) dan langsung viral.

Miya dan suaminya berangkat dari Nusa Dua, Badung, dan tiba di tempat berfoto pada pukul 06.30 Wita, hari Senin (8/1/2024). Mereka
sengaja ingin untuk berfoto di jalan menuju Air Terjun Tibumana bukan untuk melakukan pemotretan profesional.

Miya merasa terkejut saat seorang pria datang lalu meminta uang sebesar Rp 200 ribu. Apalagi, sebelumnya, teman Miya juga pernah
berfoto di lokasi yang sama untuk konten medsos.

“Di situ saya bilang ke bapaknya, kalau kata temen-temen saya, yang pernah foto dan ngonten di sini itu gratis,” ujar Miya kepada
wartawan, Senin malam.

Pria itu beralasan bahwa jalan desa tersebut merupakan wilayahnya. “Ini merupakan daerah saya, bukan daerah kamu,” ujar pria itu
kepada Miya.

SIMAK JUGA Berita Harian Lainnya
Petugas Dishub Kempesi Ban Mobil Di TKD AMIN</span</a
Seorang Pemuda Menyiksa Pacar Hamil Di Sukabumi
Sekotak Peti Uang Mainan Di Vila Rusak Sukabumi</span</a

Pria itu juga merasa keberatan saat jika jalan di desa itu disebut sebagai jalan umum. Dia lantas menyebut Miya tak punya uang dan
langsung meninggalkan kreator konten tersebut.

Miya tak sempat minta tolong maupun bertanya ke warga sekitar atas Turis Dipalak Rp 200 Ribu tersebut. Pasangan itu bergegas langsung ,./mmm./kjll  meninggalkan lokasi tersebut karena merasa khawatir akan bisa timbul keributan.

“Bapaknya bilang warga sana dan yang punya daerah situ. Jadi saat itu saya cuma berpikir untuk bisa cepat pulang saja,” keluh kreator
konten tersebut.

Miya menyayangkan aksi pemerasan tesebut. Menurut dia, jika kawasan tersebut dijadikan tempat wisata, pemerintah daerah maupun pengelola wisata seharusnya bisa untuk mendirikan loket yang dijaga oleh pengelola dan menaruh papan informasi sehingga wisatawan menjadi tidak salah paham.

Miya juga merasa diperlakukan secara tidak adil. Sebab, saat itu ada seorang pemandu wisata yang tengah membawa wisatawan asing, tapi tidak dimintai uang oleh pria tersebut.

“Padahal membawa turis luar loh dan proper banget karena membawa beberapa kamera profesional, drone, dan lain-lain, atau mungkin karena mereka bisa bahasa Bali jadi nggak diminta (uang)? Entah kenapa yang diminta uang cuma aku saja,” keluh Miya.

Kepala Dinas Pariwisata Bangli I Wayan Sugiarta sudah mengetahui adanya dugaan pemerasaan terhadap wisatawan tersebut. “Kami akan cek dulu,” ujarnya.

Sugiarta mengeklaim sosialisasi atau pembinaan perihal desa wisata sudah sudah dilakukan. Tujuannya, agar peristiwa turis dipalak Rp 200 Ribu seperti yang dialami Miya tidak terjadi.

sumber : detik

 

Berita Dunia Terbaru Berita hari ini Berita Indonesia Terbaru Berita Terkini berita terupdate Indoharian news Politik Terkini Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comBerita Dunia Terbaru Terupdate serta Analisis dari INDOHARIAN.comx

Author: 
    author

    Related Post

    Leave a reply